Rabu 14 Sep 2022 17:30 WIB

Pemerintah akan Bangun Pabrik Minyak Makan Merah, Ini Kata Serikat Petani

Pembangunan pabrik minyak makan merah ini akan berbasis koperasi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menerima PT Riset Perkebunan Nusantara dalam rangka penyerahan Detail Enginering Design (DED) dan RAB Pabrik Minyak Makan Merah di Gedung Kemenkop, Jakarta, Senin (12/9).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menerima PT Riset Perkebunan Nusantara dalam rangka penyerahan Detail Enginering Design (DED) dan RAB Pabrik Minyak Makan Merah di Gedung Kemenkop, Jakarta, Senin (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM resmi menerima Detail Engineering Design (DED) dari tim Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang akan menjadi acuan bagi pembangunan pabrik minyak makan merah.

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menyampaikan apresiasinya atas keseriusan pemerintah dalam membangun pabrik minyak makan merah berbasis koperasi.

Baca Juga

Henry menyampaikan, berdasarkan riset PPKS yang sudah diamini Kemenkop UKM, biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini kecil bahkan hampir tidak ada sehingga sangat memungkinkan untuk dibangun di sentra atau di daerah-daerah pedesaan penghasil sawit.

Ia menuturkan, tanah-tanah yang sudah direforma agraria, yang sudah petani tanami sawit dan berbuah, tentu mereka memerlukan pabrik kelapa sawit (PKS) sekaligus pabrik minyak makan agar sawitnya bisa diserap dengan harga yang layak.

"Di sinilah peran koperasi muncul untuk mengelola PKS dan pabrik minyak makan merah tersebut. Koperasi membeli sawit dengan harga layak, dan menjual produk turunannya berupa minyak goreng dengan harga terjangkau di tangan konsumen,” katanya dalam keterangan pers, Rabu (14/9/2022).

Menurut SPI, hadirnya koperasi yang dikelola juga oleh petani akan memutus ketergantungan pada korporasi transnasional yang selama ini dinilai dapat mengatur harga sawit dunia, termasuk Indonesia.

"Pabrik minyak makan merah ini berdasarkan riset terukur yang dikeluarkan PPKS, memang ideal untuk dikembangkan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena nilai investasi yang lebih kecil dibandingkan pabrik minyak goreng komersial," lanjutnya.

Henry menambahkan, SPI sebagai salah satu ormas tani terbesar di Indonesia yang anggotanya tersebar di lebih dari 20 provinsi siap bersama pemerintah melalui KemenkopUKM untuk menjalankan dan mensukseskan program minyak makan merah ini.

"Ini upaya solutif Kemenkop UKM dalam mengatasi permasalahan dalam persawitan, dan secara tidak langsung mengatasi persoalan pangan, dan salah satu upaya membangun kedaulatan pangan di Indonesia. Koperasi-koperasi SPI siap menjalankannya, insya Allah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement