Selasa 13 Sep 2022 18:27 WIB

AP I Proyeksikan Layani 50 Juta Penumpang Hingga Akhir 2022

Penurunan jumlah penumpang akibat pandemi tersebut berdampak kepada pendapatan AP I

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Calon penumpang mengantre untuk lapor diri di loket Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (29/4/2022). PT Angkasa Pura I  mencatat 1.279 pergerakan pesawat udara dan 126.593 penumpang di 15 bandara kelolaan pada H-7 Lebaran dengan pergerakan penumpang tertinggi terjadi di Bandara Juanda Surabaya yang melayani 28.295 penumpang dengan pergerakan pesawat yang mencapai 232 penerbangan.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Calon penumpang mengantre untuk lapor diri di loket Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (29/4/2022). PT Angkasa Pura I mencatat 1.279 pergerakan pesawat udara dan 126.593 penumpang di 15 bandara kelolaan pada H-7 Lebaran dengan pergerakan penumpang tertinggi terjadi di Bandara Juanda Surabaya yang melayani 28.295 penumpang dengan pergerakan pesawat yang mencapai 232 penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) mulai mencatat peningkatan trafik penumpang pada tahun ini. Direktur  Utama AP I Faik Fahmi optimistis pada akhir tahun ini jumlah penumpang yang dilayani AP I meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami proyeksikan sampai akhir tahun akan tercapai 50 juta penumpang setahun," kata Faik dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga

Faik menjelaskan pada 2018, jumlah penumpang yang dilayani AP I masih terbilang normal hingga mencapai 95,6 juta penumpang. Sementara pada 2019 mencapai 82 juta penumpang per tahun lalu pada 2020 terdampak pandemi jumlah penumpang AP I hanya 32,71 juta penumpang.

Penurunan masih berlanjut pada 2021 jumlah AP I hanya 28,5 juta penumpang. Lalu pada tahun ini, Faik mengungkapkan sinyal pemulihan mulai terjadi pada tahun ini."Untuk 2022 //alhamdulillah// kondisinya jauh lebih baik. Trafik penumpang sampai Agustus sudah 32 juta orang. Angka ini sudah melewati angka dua tahun terakhir," ungkap Faik.

Faik mengakui penurunan jumlah penumpang akibat pandemi tersebut berdampak kepada pendapatan AP I. Padahal, Faik menyebut pendapatan AP I sejak 2015 hingga 2019 terus meningkat dari Rp 5,56 triliun menjadi Rp 8,92 triliun.

"Lalu karena pandemi turun pendapatan sejak 2020 Rp 3,9 triliun dan pada 2021 Rp 3,3 triliun. Sedikit sudah membaik pada 2022," tutur Faik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement