Selasa 13 Sep 2022 08:19 WIB

Aliansi Mahasiswa UGM Pertanyakan Sikap Kampus Terkait Kenaikan Harga BBM

Kenaikan harga BBM menurut mereka berpotensi memunculkan lebih banyak masalah.

Rep: my43/ Red: Fernan Rahadi
Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Aksi Seruan Internal di Bunderan UGM, Sleman, DIY, Senin (13/9/2022). Pada aksi tersebut mahasiswa menyerukan penolakannya terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah baru-baru ini.
Foto: Novientyaga Sekar
Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Aksi Seruan Internal di Bunderan UGM, Sleman, DIY, Senin (13/9/2022). Pada aksi tersebut mahasiswa menyerukan penolakannya terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah baru-baru ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar 'Aksi Seruan Internal' Senin (13/9/2022). Pada aksi tersebut mahasiswa menyerukan penolakannya terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah baru-baru ini.

Dalam aksi seruan ini, mahasiswa melihat bahwa kenaikan harga BBM  berpengaruh terhadap kebutuhan hidup sehari-hari mahasiswa. Selain itu, mereka juga melihat bahwa kenaikan harga BBM berpengaruh pada keluarga hingga rakyat yang memiliki penghasilan menengah ke bawah. 

Hal tersebut menurut mereka berpotensi memunculkan lebih banyak masalah. Banyaknya rakyat yang juga mengalami atau merasakan imbas dari kenaikan harga BBM tersebut membuat mahasiswa berupaya untuk menjadi salah satu fasilitator untuk menyampaikan keluh kesah yang dirasakan.

Beberapa mahasiswa yang menyerukan aspirasinya juga mempertanyakan sikap kampus terkait kebijakan kenaikan harga BBM tersebut. "Ketegasan dari pihak kampus tidak jelas apakah mendukung kenaikan (harga) BBM atau tidak," ujar Thoriq salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) yang mengikuti aksi seruan di Bunderan UGM, Sleman, DIY, Senin. 

Ketidakjelasan sikap kampus tersebut menyebabkan mahasiswa pada akhirnya melakukan aksi sebagai bentuk pertanyaan mereka. Selain mengharapkan ketegasan kampus, mereka juga mengharapkan transparansi dari pihak kampus terkait dengan kebijakan yang ada sehingga nantinya antara dua belah pihak menemukan titik tengah yang sesuai.

Thoriq menyatakan jika pihak kampus tidak segera memberikan jawaban atau pernyataan maka ia dan teman-temannya akan menggelar aksi lanjutan.

Ia juga menjelaskan 'Aksi Seruan Internal' tersebut ditujukan kepada pihak kampus. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan aksi serupa akan ditujukan untuk lingkup yang lebih luas yaitu pemerintah. Ia berharap, suara mahasiswa tersebut bisa menjadi fasilitator pihak-pihak yang berkepentingan terhadap harga BBM sehingga bisa tercapai titik temu yang memuaskan semua pihak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement