Senin 12 Sep 2022 16:13 WIB

Ambon Bersiap Menjadi Epicentrum of Music Internasional

Ambon, Bandung, dan Pekalongan telah masuk tahap The UNESCO Creative Cities Network.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri workshop yang diselenggarakan di Ambon City Center.
Foto: Istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menghadiri workshop yang diselenggarakan di Ambon City Center.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA AMBON – Kota Ambon menjadi lokasi ke-30 penyelenggaraan Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia 2022. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno hadir langsung dalam workshop yang diselenggarakan di Ambon City Center.  

Mas Menteri -sapaan Sandiaga Uno- menjelaskan, bahwa Kata Kreatif adalah upaya Kemenparekraf untuk membangun ekosistem bagaimana pelaku subsektor musik Ambon mendapat dukungan dan difasilitasi oleh pemerintah. Baik pemerintah kota, provinsi, maupun pusat. ”Karena kita mulai beralih dari ekonomi ekstraktif menuju ekonomi kreatif. Sumbernya adalah inovasi dan kreativitas," ujar Sandi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (12/9/2022). 

Sandi juga mengapresiasi Pemerintah Kota Ambon yang telah mendukung ekosistem subsektor musik secara konsisten. ”Bagaimana Kota Ambon ini sebagai kota yang sudah tembus UNESCO. Creatif Cities Network. Bagaimana Kota Ambon ini juga sudah melalui proses uji petik. Sudah melalui proses penetapan subsektor. Sudah memilih musik sebagai subsektor unggulan. Dan menurut saya, ini adalah inspirasi yang harus kita hadirkan bagi kabupaten/kota lainnya," ucap dia. 

Menurut Mas Menteri, ada 514 kabupaten/kota, banyak yang belum memilih sebagai kota dan kabupaten kreatif. Hanya ada beberapa yang sudah, yakni Ambon, Bandung, dan Pekalongan telah memasuki tahap The UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO. Pihaknya ingin mengingatkan semua bahwa pemerintah harus hadir dengan kebijakan tiga T yakni tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu.

"Dan kita harus tiga G. G yang pertama Gercep (gerak cepat), G kedua Geber (gerak bersama), dan G yang ketiga adalah Gaspol (garap semua potensi online). Karena lapangan kerja ini sangat kita perlukan. Dan yang menciptakan lapangan kerja ini adalah para UMKM," kata Sandi. 

Wali Kota Ambon Bodewin M Wattimena dalam kesempatan tersebut mengatakan, peluang masyarakat bangkit dari pandemi Covid-19 sangat besar. Dan UMKM adalah sektor yang tetap eksis di tengah badai korona.

”Kita ingin memfasilitasi UMKM, dari mulai mereka memproduksi barang hasil produksi mereka sampai dengan pemasaran. Pemerintah kota sudah membuka e catalogue. E catalogue lokal juga kita buka. Untuk apa? Untuk memberikan ruang yang cukup bagi UMKM untuk memasarkan produk-produk mereka," ujar Bodewin. 

Dikatakan Bodewin, khusus untuk mendorong para pemusik Kota Ambon, pemerintah kota telah menyediakan sanggar-sanggar. ”Ini loh Ambon City of Music. Pengakuan UNESCO itu bukan sesuatu yang hanya angan-angan, tetapi dia nyata di Kota Ambon," ucap Bodewin. 

Dia menambahkan, saat ini, pihak pemerintah kota sedang membuat komunitas Okulele di semua sekolah. ”Kita berharap bahwa nanti satu atau dua tahun ke depan, kita bisa menciptakan minimal 10 ribu pemain Okulele di Kota Ambon," papar wali kota.   

Jack Demisella, salah seorang drummer yang mewakili subsektor musik, dalam worskhop itu bertanya bagaimana program khusus Kemenparekraf untuk Kota Ambon agar lebih berkembang. Mas Menteri merespons pertanyaan itu dengan mengatakan, pasca-Covid-19, Kemenparekraf akan merancang bersama pemerintah kota untuk menyelenggarakan event-event berskala daerah, nasional, maupun internasional yang akan melibatkan musisi lokal, nasional, maupun internasional.

”Ambon yang harus menjadi magnet dan epicentrum dari semua kegiatan musik yang ada di Indonesia," ujarnya. 

Sandi menerangkan, Kemenparekraf akan melakukan revitalisasi Ambon City of Music. Kata dia, musik ini tidak bisa berdiri sendiri karena ada sub sektor lainnya juga sangat menopang. Termasuk juga kuliner.

"Kita melihat bahwa Ambon ini akan menjadi epicentrum dari musik. Bukan hanya Indonesia, tetapi musik dunia. Karena subkulturnya sudah terbentuk di sini. Dan target kita adalah penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di tahun ini ditopang oleh subsektor musik. Dan juga 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024," ujarnya. 

Workshop tersebut diikuti sebanyak 80 pelaku usaha ekonomi kreatif yang berasal dari subsektor musik. Untuk dapat mengikuti workshop, pelaku usaha ekraf wajib mendaftarkan diri melalui website www.katakreatifindonesia.com dan melampirkan bukti surat keterangan sudah menjalankan usaha selama minimal 6 (enam) bulan dari pemerintah setempat. Pendaftaran melalui website ini merupakan bagian dari strategi inovasi penggunaan teknologi big data untuk menggarap dan membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement