Senin 12 Sep 2022 15:55 WIB

Ribuan Anggota KSPSI Gelar Aksi Damai Tolak Kenaikan Harga BBM

Ada 3 tuntunan dalam aksi damai buruh ini yang akan disampaikan kepada Presiden.

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea yang juga Pimpinan Konfederasi Buruh ASEAN (ATUC) memimpin langsung aksi ribuan buruh menolak kenaikan BBM.
Foto: Istimewa
Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea yang juga Pimpinan Konfederasi Buruh ASEAN (ATUC) memimpin langsung aksi ribuan buruh menolak kenaikan BBM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan anggota konfederasi buruh terbesar di Indonesia,  Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea, menggelar aksi damai menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta, Senin (12/9/2022). Rintik hujan yang turun, tak menyurutkan ribuan buruh untuk melakukan aksinya menolak kenaikan BBM.

Aksi ribuan buruh dimulai dengan melakukan long march dari Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat ke Istana Negara. Kemudian menuju Patung Kuda Arjuna Wijaya. Satu mobil komando di tengah massa buruh terlihat memberikan arahan. Sementara, bendera dan spanduk berisikan penolakan BBM terus dikibarkan buruh.

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea yang juga Pimpinan Konfederasi Buruh ASEAN (ATUC) memimpin langsung aksi ribuan buruh ini. Andi Gani menegaskan, ada 3 tuntunan yang dibawa dalam aksi damai buruh ini dalam bentuk petisi, yang akan langsung diserahkan ke Presiden Joko Widodo. Pertama, menolak kenaikan harga BBM karena upah buruh juga tidak naik. 

"KSPSI menegaskan menolak kenaikan BBM. Karena, BBM naik akan langsung berpengaruh terhadap kenaikan biaya transportasi, biaya sewa tempat tinggal yang langsung merangkak naik sekarang, bahan pangan ikutan naik. Ini akan menambah beban buruh," tegas dia dalam keterangannya yang diterima Republika.coi,id, Senin (12/9/2022).

Kedua, kata Andi Gani, menuntut adanya upah layak bagi buruh. Upah layak sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan buruh. Upah Minimum Provinsi (UMP) stagnan sejak tahun 2021-2022. Ketiga, buruh menolak Omnibus Law atau UU Cipta Kerja. 

Andi Gani menambahkan, perwakilan KSPSI menyerahkan langsung petisi dan diterima Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin serta Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.

"Mereka juga menemui langsung massa aksi buruh diatas mobil komando," jelasnya.

Andi Gani meminta Pemerintah harus segera memikirkan dampak serius kebijakan kenaikan BBM tersebut terhadap buruh Indonesia. Andi Gani menilai, agak aneh harga BBM naik ditengah turunnya harga minya dunia.

Karena, kata Andi Gani, kenaikan harga BBM tanpa dibarengi kenaikan upah adalah hal yang tidak masuk akal. Menurutnya, buruh di Indonesia pasti pengguna BBM bersubsidi.

Tujuh perwakilan buruh menyampaikan petisi ke Istana Negara. Mereka ditemui Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin serta Kasetpres Heru Budi Hartono.

Tak hanya itu, usai menerima delegasi buruh, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin serta Kasetpres Heru Budi Hartono ikut naik ke mobil komando.

Heru mengaku telah menerima petisi KSPSI yang berisi tuntutan menolak kenaikan harga BBM. "Tentunya akan kami tindak lanjuti, besok rencana akan kami undang KSPSI, hasilnya akan kami sampaikan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement