Senin 12 Sep 2022 08:32 WIB

Pasukan Tigray Terima Proses Perdamaian yang Dipimpin Uni Afrika

Pasukan Tigray telah berperang melawan pemerintah Ethiopia selama hampir 2 tahun

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Tentara pemerintah Ethiopia naik di belakang truk di jalan dekat Agula, utara Mekele, di wilayah Tigray di Ethiopia utara pada Sabtu, 8 Mei 2021. Perdana Menteri Abiy Ahmed telah pergi ke medan perang untuk memimpin pasukan militer negaranya , pemerintahnya mengumumkan Rabu, 24 November 2021.
Foto: AP/Ben Curtis
Tentara pemerintah Ethiopia naik di belakang truk di jalan dekat Agula, utara Mekele, di wilayah Tigray di Ethiopia utara pada Sabtu, 8 Mei 2021. Perdana Menteri Abiy Ahmed telah pergi ke medan perang untuk memimpin pasukan militer negaranya , pemerintahnya mengumumkan Rabu, 24 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Pasukan daerah Tigray, Ethiopia mengatakan mereka siap menggelar gencatan senjata dan menerima proses perdamaian yang dipimpin Uni Afrika. Pasukan itu telah berperang melawan pemerintah federal Ethiopia selama hampir dua tahun.

"Kami siap untuk mematuhi gencatan senjata yang disepakati bersama dan segera," kata pasukan Tigray dalam pernyataannya, Ahad (11/9/2022).

Dalam pernyataan tersebut mereka mengatakan telah membentuk tim negosiasi yang siap ditugaskan "tanpa ditunda-tunda." Pada bulan Juni lalu pemerintah federal Ethiopia  mengatakan Uni Afrika harus memfasilitasi perundingan damai.

Juru bicara pemerintah Ethiopia Legesse Tulu tidak menanggapi permintaan komentar. Sebelumnya pemerintah federal mengatakan bersedia menggelar perundingan tanpa syarat.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan PBB siap untuk membantu proses perdamaian yang dipimpin Uni Afrika.

"(Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres) meminta semua pihak untuk meraih kesempatan ini untuk perdamaian dan melangkah maju mengakhiri kekerasan selamanya dan memilih dialog," kata Dujarric.

Sejak November 2020 pasukan Tigray berperang melawan pemerintah federal Ethiopia. Pasukan itu menuduh Perdana Menteri Abiy Ahmed memusatkan kekuasaan dengan mengorbankan daerah-daerah lain, Abiy membantah tuduhan itu.

Abiy menuduh pasukan Tigray yang dipimpin Tigray People's Liberation Front (TPLF) mencoba merebut kekuasaan. TPLF pernah mendominasi perpolitikan nasional Ethiopia.

"Langkah berikutnya adalah memfinalisasi negosiasi gencatan senjata komprehensif dan dialog politik yang inklusif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mendasari konflik ini," kata pasukan Tigray dalam pernyataanya.

Juru bicara TPLF Getachew Reda dan sekjen TPLF Tsadkan Gebretinsae merupakan anggota tim negosiasi. Sebelumnya kelompok itu mengatakan sebelum negosiasi digelar mereka ingin akses ke bantuan kemanusian dan layanan umum seperti perbankan dan jaringan telepon.

Konflik di utara Ethiopia ini telah menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan orang mengungsi. Pertempuran pecah bulan lalu setelah gencatan senjata selama berbulan-bulan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement