Senin 12 Sep 2022 03:24 WIB

Mantan PM Malaysia Abdullah Badawi Derita Demensia

Abdullah mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 2009.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Mantan perdana menteri Malaysia Abdullah Badawi menderita demensia dan tidak lagi mengenali atau mengingat anggota keluarganya.
Foto: Darmawan/Republika
Mantan perdana menteri Malaysia Abdullah Badawi menderita demensia dan tidak lagi mengenali atau mengingat anggota keluarganya.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan perdana menteri Malaysia Abdullah Badawi menderita demensia dan tidak lagi mengenali atau mengingat anggota keluarganya. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin pada Ahad (11/9/2022) melalui Twitter resminya.

Khairy mengatakan, Abdullah mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kognitif tak lama setelah pensiun sebagai perdana menteri kelima Malaysia pada 2009. Sejak itu, ingatannya semakin memburuk.

Baca Juga

"Ini merupakan tantangan bagi kami untuk melihat penurunan fungsi kognitifnya. Beberapa orang sadar tetapi banyak yang tidak. Keluarga telah memutuskan untuk membagikan ini secara terbuka sebagian untuk menyoroti demensia dan gangguan kognitif," kata Khairy di Twitter dikutip laman Strait Times, Ahad.

Dikenal sebagai Pak Lah, Abdullah mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 2009 dan digantikan oleh Najib Razak. Dia telah menjaga profil yang relatif rendah dan telah keluar dari mata publik sejak itu.

Sebelumnya Khairy berbicara tentang kondisi "kejam" Abdullah pada peluncuran Konferensi Malaysia Kedokteran Psikologis dan Pedoman Praktek Klinis Manajemen Demensia dan Skizofrenia. Ia mengatakan, Abdullah harus menggunakan kursi roda dan tidak dapat berfungsi secara normal lagi.

"Tubuh ada tapi pikiran tidak. Dia tidak ingat nama saya, nama istri saya," kata Khairy, yang menikah dengan putri Abdullah, Nori Abdullah. "Satu-satunya alasan saya tahu dia mengenalku adalah kedipan matanya saat saya mengunjunginya," imbuhnya.

"Ada lebih banyak hari buruk daripada baik. Jadi pertahankan dia dalam doa-doa Anda dan kami berharap untuk hari-hari yang lebih baik di masa depan," katanya menambahkan.

Alasan Abdullah tidak sering muncul di hadapan publik adalah karena kondisinya yang semakin menurun. Yayasan Penyakit Alzheimer Malaysia mengatakan, demensia adalah salah satu penyebab utama kecacatan di kalangan manula. Penyakit ini menyebabkan penurunan daya ingat, merusak pemikiran dan pemahaman, mengubah perilaku dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Sebuah survei 2018 oleh Institute of Public Health memperkirakan bahwa prevalensi kemungkinan demensia pada orang di Malaysia berusia 60 tahun ke atas menjadi 8,5 persen. Menyusul berita tersebut, media sosial dihebohkan dengan pengguna yang mengungkapkan harapan baik mereka untuk mantan perdana menteri.

"Apakah itu demensia, Alzheimer, Parkinson atau penyakit lain yang terkait dengan lanjut usia dan lemah, masalahnya bukan bagaimana mereka mengatasinya tetapi bagaimana orang-orang di sekitar mereka, orang yang mereka cintai, keluarga dan pengasuh mengelola mereka. Itulah tantangannya. Orang itu tidak bisa 'berubah' atau beradaptasi, kita harus mengerti bagaimana menghadapinya," kata pengguna Twitter @zazulazman dalam balasan postingan Khairy.

"Keluarga saya bekerja dengan Pak Lah sebagai PNS dan diplomat, orang yang baik, dermawan dan rendah hati. Ini pasti menjadi tantangan tersendiri bagi Khairy, Nori. Doa kami menyertai kalian semua," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement