Kamis 08 Sep 2022 22:34 WIB

Mendesain Peta Ekonomi Mengalir ke Hilir

Muba menawarkan lahan untuk perkebunan tebu yang terintegrasi industri

Pj Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Apriyadi membuka  Focus Grup Discussion (FGD) Penyusunan peta peluang investasi proyek prioritas strategis di Muba.
Foto: Pemkab Muba
Pj Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Apriyadi membuka Focus Grup Discussion (FGD) Penyusunan peta peluang investasi proyek prioritas strategis di Muba.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEKAYU -- Pj Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Apriyadi membuka  Focus Grup Discussion (FGD) Penyusunan peta peluang investasi proyek prioritas strategis di Muba. Ia siap menawarkan lahan untuk perkebunan tebu yang terintegrasi industri pengolahannya.  Disain peta ekonomi ke hilir ini dimulai Kamis (8/9/2022) di Sekayu. 

Dikatakan Apriyadi disain menghalau ekonomi mengalir ke hilir ini diawali diskusi Pemkab Muba bersama stakeholder. Ia menyebut strategi ini  mendukung program Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI). Lahan yang disiapkan akan ditawarkan kepada  investor. 

"Kepada perangkat daerah terkait silahkan dikaji dan diberikan data sebenar-benarnya, pastikan lahan yang akan ditawarkan ke investor benar-benar clear, baik dari sisi tata ruangnya, statusnya dan juga terkait kondisi lahan. Konturnya memang cocok dan yang terpenting tidak dalam posisi sengketa, jangan sampai calon investor justru terkena masalah. Pemkab Muba memastikan investor bisa fokus berinvestasi dan tidak terbebani oleh permasalahan sosial," kata Apriyadi.

Potensi pengembangan perkebunan tebu terintegrasi, tambah Apriyadi,  selaras dengan Keputusan Menteri Pertanian nomor 472 tahun 2018 tentang kawasan prioritas pertanian nasional. Proyek yang ditawarkan ini ada on farm dan off farm. 

Artinya akan ada industri dibangun disini, tidak hanya perkebunannya tetapi juga pabrik yang akan menghasilkan barang setengah jadi maupun barang jadi. Makan akan memberi nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi di Muba, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Muba.

Tentang niatan poyek tebu ini, dia berdalih punya daya  strategis mengingat produksi gula nasional saat ini hanya mengcover sebagian konsumsi gula nasional. Sedangkan impor gula, kurang lebih 5 juta ton  pertahun. 

Diketahui industri pengolahan tebu tidak hanya menghasilkan rendemen gula namun juga  menghasilkan produk sampingan  dari ampas tebu yang bisa diolah menjadi biopackaging, resin, kertas. Untuk  blotong  bisa diolah menjadi biofertilizer dan tetes tebu yang bisa diolah menjadi bioethanol. 

Kandidat doktor Universitas Sriwijaya Palembang ini juga menyampaikan, bahwa sektor perkebunan di Muba didominasi perkebunan kelapa sawit dengan luas perkebunan mencapai 443.471,62 hektare (ha) dengan kapasitas produksi 9.493.873 ton dan telah dilakukan replanting sebanyak 37.163 Ha, sedangkan perkebunan karet seluas 466.393,4 ha dengan kapasitas produksi mencapai 419.742 ton yang di dominasi perkebunan rakyat sebanyak 98,5 persen.

"Guna mendorong pertumbuhan ekonomi, kami menyadari pentingnya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang kita miliki dengan menghasilkan barang setengah jadi maupun barang jadi yang nilai jualnya lebih tinggi dan harga lebih stabil daripada harga bahan baku," ucap Apriyadi.

Saat ini hilirisasi komoditas sawit menjadi bensin sawit  telah dicoba di pabrik industrial vegetable oil (ivo) bensin sawit yang dilakukan PT. Berkat Sawit Sukamaju.  Untuk komoditas karet di hilir dibangun  pabrik pengolahan aspal karet lateks bekerjasama dengan pusat penelitian karet dan PT. Jaya Trade dan produksi produksi produk crumb rubber rata-rata 86.400 ton/tahun, dan pembangunan instalasi lateks pekat terpravulkanisasi. 

"Tidak hanya itu Kabupaten Muba telah mempersiapkan dokumen master plan Kawasan Industri Hijau (KIH) guna mendukung investasi terutama hilirisasi industri di kabupaten Muba. Kami minta tolong sampaikan ke pemerintah pusat, kiranya di Muba direkomendasikan investor mendirikan pabrik hiliriasi karet, agar bisa mendongkrat perekonomian di Muba," harap Apriyadi, dalam siaran persnya.

Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam, Kementrian Investasi/BKPM, Rati Purbasari Khania menyampaikan penyusunan peta peluang Investasi merupakan, arahan Presiden kepada Bapak Menteri Investasi, untuk menyiapkan informasi proyek yang ready to offer, berdasarkan pendekatan dari kacamata calon investor potensial. Hal ini berangkat dari kendala-kendala yang selama ini dihadapi investor, antara lain menemukan lahan yang clean and clear, ketersediaan infrastruktur pendukung yang lengkap, serta peluang investasi prospektif yang didekatkan dengan market demand.

"Yang akan dipastikan dalam FGD ini pertama, delineasi lokasi lahan proyek perkebunan tebu terintegrasi dengan industri pengolahannya di Kabupaten Muba. Kejelasan akan status lahan menjadi kunci penting, proyek ini nantinya akan ditawarkan kepada investor pada tahun 2023 mengingat kegiatan penyusunan peta peluang ini akan dilaksanakan hingga akhir tahun 2022. Untuk itu, mohon dukungan Pemerintah Kabupaten Muba untuk mengawal kepastian pemanfaatan lahan bagi investor, termasuk harga lahan agar tidak signifikan kenaikannya dalam proses perolehannya," bebernya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement