Rabu 07 Sep 2022 20:30 WIB

Tantangan Pelestarian Sistem Hima

Hima sebagai sistem konservasi tradisional terus dipertahankan

Hima, ilustrasi
Foto: http://www.greenprophet.com
Hima, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Hima sebagai sistem konservasi tradisional terus dipertahankan dari masa ke masa. Pada abad pertengahan misalnya, meski dalam praktiknya hima mengalami banyak perubahan, namun keberadaannya masih terjaga. Tak hanya di kawasan sekitar perkotaan, hima juga bisa ditemui di wilayah pedesaan dan area-area nomaden. Ukurannya pun bervariasi mulai dari hanya beberapa hektare hingga ratusan kilometer persegi.

Ada beberapa faktor yang membuat hima bisa bertahan selama berabad-abad. Tingginya tingkat penegakan hukum bagi mereka yang melakukan palanggaran di kawasan hima menjadi faktor utama sehingga hima bisa bertahan dalam kurun waktu yang sangat lama. Setelah masuknya Islam, hukum benar-benar ditegakkan tanpa pandang bulu. Bagi peternak yang melanggar aturan hima, akan dihukum dengan menyembelih beberapa dari hewan ternaknya.

Baca Juga

Kondisi ini mulai berubah ketika memasuki abad ke-20. Bertambahnya penduduk membuat kondisi hima memprihatinkan. Para peternak membawa masuk hewan ternak mereka dalam jumlah yang banyak. Hal ini menyebabkan vegetasi rumput di kawasan hima rusak. Selain itu, besarnya populasi penduduk menuntut lebih banyak tanah untuk membangun perumahan sehingga kawasan hima pun terdesak dan menyempit.

Kendati demikian, beberapa negara di Semenanjung Arab masih mempertahankan hima sampai saat ini. Sebuah laporan menyebut, terdapat sekitar 3.000 hima di Arab Saudi pada 1950. Hingga 1990, beberapa hima dilaporkan masih ditemukan meski jumlahnya jauh berkurang. Melihat keadaan ini, Pemerintah Arab Saudi membuat langkahlangkah untuk mempertahankan hima, antara lain dengan menciptakan kawasan-kawasan konservasi baru seperti The National Commission for Wildlife Conservation and Development (NCWCD) pada 1986.

Di Yaman, sistem hima berjalan efektif dan diterapkan secara luas hingga pertengahan abad ke-20. Sayangnya, kondisi tersebut tidak bertahan lama dan jumlah hima mulai berkurang dari tahun ke tahun disebabkan terbentur oleh kondisi sosial ekonomi semakin memburuk.

Harus diakui, saat ini istilah hima memang tak lagi familiar, namun konsep hima pada dasarnya diadopsi dari konsep konservasi alam yang dikenal pada saat ini.

Meskipun konsep hima telah mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu, berdasarkan laporan NCWCD, sistem hima tradisional seperti pada zaman Rasulullah dan khalifah tetap layak dipertimbangkan sebagai salah satu cara melestarikan lingkungan. 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement