Rabu 07 Sep 2022 09:29 WIB

Israel Minta Jerman Lebih Keras Hadapi Antisemitisme

Israel minta Jerman bersikap lebih keras dan kuat terhadap antisemitisme.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Israel Isaac Herzog meminta anggota parlemen Jerman untuk mengambil sikap lebih keras dan kuat terhadap aksi ujaran kebencian, rasialisme, dan anti-Semitisme.
Foto: AP/DEBBIE HILL/Pool UPI
Presiden Israel Isaac Herzog meminta anggota parlemen Jerman untuk mengambil sikap lebih keras dan kuat terhadap aksi ujaran kebencian, rasialisme, dan anti-Semitisme.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Presiden Israel Isaac Herzog meminta anggota parlemen Jerman untuk mengambil sikap lebih keras dan kuat terhadap aksi ujaran kebencian, rasialisme, dan anti-Semitisme. Dia pun menekankan tentang kewajiban moral untuk terus mempelajari peristiwa Holocaust, yakni pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

“Kita harus memerangi anti-Semitisme dan rasialisme di mana pun melawannya, dengan tegas, dan tanpa kompromi apa pun,” kata Herzog saat berpidato di parlemen Jerman, Selasa (6/9/2022), dikutip Anadolu Agency.

Dia menyampaikan keprihatinan atas meningkatkan kasus rasialisme dan anti-Semitisme. Herzog mengatakan, ujaran kebencian, baik itu terjadi di dunia nyata maupun dunia maya, harus terus dilawan.

Dalam pidatonya, Herzog juga menekankan, adalah kewajiban dan tanggung jawab moral untuk terus mempelajari serta mengajarkan tentang Holocaust. “Mengingat Shoah (Holocaust) adalah bagian dari identitas nasional kita. Anda tidak dapat menghapus masa lalu, tetapi masa depan ada di tangan kita. Ia milik kita berdua. Itu milik kami, itu milik Anda. Karena hanya bersama-sama kita bisa memberi makna pada ingatan,” ucapnya.

Setelah berpidato di parlemen, Herzog dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengunjungi kamp konsentrasi Nazi Bergen-Belsen. Mereka bertemu dengan para penyintas Holocaust. Herzog melakukan kunjungan selama tiga hari ke Jerman. Steinmeier sempat menggelar jamuan makan malam untuk menyambut lawatan Herzog ke negaranya.

“Kunjungan Presiden Israel ke Jerman selalu menjadi sesuatu yang istimewa, terutama jika itu adalah kunjungan kenegaraan. Merupakan suatu kesenangan dan kehormatan untuk menyambut Anda,” kata Steinmeier kepada Herzog dalam acara jamuan makan malam yang digelar di istana kepresidenan Schloss Bellevue di Berlin, Ahad (4/9/2022), dilaporkan laman Israel National News.

Steinmeier mengungkapkan, semua pihak mengetahui bahwa penjalinan hubungan erat antara Jerman dan Israel bukan perkara sederhana. Hal itu tak terlepas dari tindakan bengis yang dilakukan Nazi Jerman kepada orang-orang Yahudi pada masa Perang Dunia II. “Siapa yang bisa membayangkan saat itu persahabatan yang mendalam (antara Jerman-Israel) akan berkembang?” ucapnya.

Dia menekankan, masyarakat Jerman memiliki kewajiban mengingat luka sejarah pada era Perang Dunia II. “Negara saya memikul tanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan selama Holocaust, tanggung jawab yang tidak akan pernah berlalu. Ingatan tentang apa yang terjadi serta apa yang mungkin terjadi harus menjadi tanda peringatan bagi kita, untuk masa kini dan masa depan, agar hal seperti itu tidak terulang kembali. Tidak akan lagi! Demokrasi kami, Republik Federal Jerman, didasarkan pada komitmen ini,” tutur Steinmeier.

Sementara itu, Isaac Herzog turut menyampaikan bahwa luka sejarah yang dialami orang-orang Yahudi pada masa Perang Dunia II memang tidak akan hilang. “Saya selalu tergerak oleh beban sejarah di sini, di jantung kota Berlin, terutama hari ini, sebagai seorang pemimpin Yahudi dan Israel, seorang tamu dari kepala negara Jerman. Seperti yang saya katakan dalam pertemuan kami beberapa jam yang lalu, bekas luka sejarah tidak hilang, melainkan membentuk dan membangun kami. Kami bekerja atas nama masa lalu, demi masa depan,” ucapnya.

Herzog memuji komitmen yang disampaikan Steinmeier tentang penguatan hubungan bilateral Jerman-Israel. “Tuan Presiden, saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam atas persahabatan kita selama bertahun-tahun dan atas persahabatan sejati Anda dengan Negara Israel serta orang-orang Yahudi. Istri saya Michal dan saya menganggap Anda dan istri Anda teman pribadi serta teman sejati Negara Israel, warga Israel, dan orang-orang Yahudi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement