Selasa 06 Sep 2022 22:53 WIB

Sholat hingga Puasa yang Tidak Berbuah Kebajikan Hanya akan Picu Kesesatan

Ibadah sholat hingga puasa semestinya berkorelasi dengan akhlak yang baik

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat (ilustrasi), Ibadah sholat hingga puasa semestinya berkorelasi dengan akhlak yang baik
Foto: REPUBLIKA
Sholat (ilustrasi), Ibadah sholat hingga puasa semestinya berkorelasi dengan akhlak yang baik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di era sains dan teknologi sekarang ini, kehidupan manusia mengalami perkembangan yang begitu cepat dan mendapatkan berbagai kemudahan. Namun, di balik itu, banyak manusia yang kehilangan nilai-nilai etika dan moral. Spiritualitas pun dalam peradaban manusia saat ini sudah semakin merosot.

Hal ini menjadi perhatian para tokoh ulama dunia. Salah satu ulama dan cendikiawan Muslim asal Mesir, Syekh Al-Azhar Prof Ahmad al-Tayyeb bahkan menyampaikan ceramah khusus terkait masalah ini. Melalui berbagai stasiun televisi, Imam Besar Al-Azhar sekaligus Ketua Majelis Hukamah Muslimin ini menyampaikan tentang etika dan norma selama Ramadhan 1442 Hijriyah.

Baca Juga

Kumpulan ceramah Syekh Al-Tayyeb itu pun dirangkum dalam kitab yang berjudul Adab wwa Qiyam yang kini sudah diterjemahkan menjadi buku “Etika & Moral: Menemukan Kembali Nilai-Nilai yang Hilang”. 

Buku terbitan Majelis Hukama Indonesia ini menyajikan berbagai ajaran Islam untuk mengembalikan nilai-nilai etika, moral, dan spiritual yang telah lama hilang.

Dalam buku ini, Syekh Al-Tayyeb membahas masalah pengingatan terhadap beberapa nilai moral dan kebajikan insaniyah yang mulai hilang dari masyarakat selama beberapa dekade yang lalu. 

Selama itu, muncul berbagai keluhan tentang perubahan yang sangat cepat, di mana umat Islam dan bangsa Arab kehilangan jati diri yang terkenal murah hati, kesatria, dan toleran.

Terkait hal ini, penulis menjelaskan kedudukan akhlak dalam Islam terlebih dahulu. Menurut Syekh Al-Tayyeb, Islam beserta seluruh kandungannya berupa akidah, ibadah, dan hukum fikih berkaitan erat dengan akhlak. 

Dalam hal ini, dia pun mengajak kepada umat Islam untuk merenungi beberapa ayat Alquran.

Syekh Al-Tayyeb menuturkan, ibadah dan akhlak dalam Islam merupakan dua sisi mata uang yang tidak mungkin dipisahkan satu sama lain. 

Lebih jauh, hadits Nabi SAW telah mengungkapkan pentingnya dimensi akhlak dan infiltrasinya dalam bangunan Islam, baik dari segi ibadah, hukum, dan perilaku.

Bahkan, sabda nabi secara tegas menjadikan akhlak sebagai tujuan akhir dari pengutusannya ke dunia ini. Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ 

“Sesungguhnya aku tidak diutus selain untuk menyempurnakan akhlak manusia.” (HR Ahmad dan Bukhari).

Syekh Al-Tayyeb melanjutkan, jika amal ibadah membuahkan akhlak terpuji pada diri pengamalnya maka itu adalah bukti bahwa dia telah melakukannya dengan cara yang paling sempurna, serta merupakan indikator dari penerimaan Allah SWT. 

Sebaliknya, jika dia tetap berperangai buruk kepada sesama di dalam masyarakat maka itu bukti terbesar bahwa ibadahnya tidak berguna.

Oleh karena itu, diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau bersabda: 

مَن لم تنهَهُ صلاتُه وصيامُه عن الفحشاءِ والمنكرِ لم تزدْهُ من اللهِ إلا بُعدًا

“Siapa yang sholatnya tidak menghalanginya dari perbuatan keji dan mungkar, hubungannya dengan Allah tidak akan bertambah kecuali semakin jauh.” (HR at-Tabrani).

Pada intinya, penulis ingin mengungkapkan kepada umat Islam tentang adanya korelasi yang menakjubkan antara Islam dan akhlak yang baik, termasuk dalam ibadah yang seharusnya dilakukan untuk mengharapkan ridha Allah SWT semata. Ini menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan umat Islam.

Pasalnya, masih banyak yang hanya mengerjakan sholat, bangun malam, puasa Rajab, puasa Sya’ban, melakukan haji dan umroh berkali-kali, tapi setelah itu tidak peduli jika harus menzalimi masyarakat, memakan hak mereka, menyakiti mereka, atau memperlakukan mereka secara tidak adil.  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement