Selasa 06 Sep 2022 17:12 WIB

CEO ALAMI Targetkan Penyaluran Pembiayaan Naik 4 Kali Lipat Tahun Ini

ALAMI salurkan pembiayaan di tahun 2021 mencapai Rp 1,25 triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ki-ka : Founders ALAMI : Co-Founder ALAMI Sharia Harza Sandityo, Founder ALAMI Sharia Dima Djani, Co Founder ALAMI Sharia Bembi Triawan Juniar. CEO ALAMI Group Dima Djani menargetkan, penyaluran pendanaan ALAMI pada tahun ini bisa mencapai tiga sampai empat kali lipat dari pencapaian 2021. Pada tahun lalu, total penyaluran pendanaan perusahaan teknologi keuangan berbasis syariah itu sebesar Rp 1,25 triliun, maka target 2022 sekitar Rp 3,75 triliun sampai 5 triliun.
Foto: Dok ALAMI
Ki-ka : Founders ALAMI : Co-Founder ALAMI Sharia Harza Sandityo, Founder ALAMI Sharia Dima Djani, Co Founder ALAMI Sharia Bembi Triawan Juniar. CEO ALAMI Group Dima Djani menargetkan, penyaluran pendanaan ALAMI pada tahun ini bisa mencapai tiga sampai empat kali lipat dari pencapaian 2021. Pada tahun lalu, total penyaluran pendanaan perusahaan teknologi keuangan berbasis syariah itu sebesar Rp 1,25 triliun, maka target 2022 sekitar Rp 3,75 triliun sampai 5 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO ALAMI Group Dima Djani menargetkan, penyaluran pendanaan ALAMI pada tahun ini bisa mencapai tiga sampai empat kali lipat dari pencapaian 2021. Pada tahun lalu, total penyaluran pendanaan perusahaan teknologi keuangan berbasis syariah itu sebesar Rp 1,25 triliun, maka target 2022 sekitar Rp 3,75 triliun sampai 5 triliun.

"Harapannya (target) bisa tiga sampai empat kali lipat dari tahun sebelumnya," ujar Dima kepada wartawan usai Peluncuran Impact Report di Jakarta, Selasa (6/9). Ia menambahkan, penyaluran pembiayaan perusahaan sudah hampir menembus Rp 2 triliun sepanjang semester satu 2022.

Sementara, total dana yang telah disalurkan sejak ALAMI berdiri pada 2018 hingga 2022 telah mencapai Rp 4 triliun. "Itu akumulasi dari awal berdiri, walau memang akhir-akhir ini naik terus," tuturnya.

Dima menjelaskan, pembiayaan paling banyak disalurkan ke sektor perdagangan barang konsumen yang begerak cepat (Fast Moving Consumer Good/FMCG), kesehatan, perikanan, dan energi. Hanya saja ia tak menyebutkan angka kontribusi masing-masing sektor secara lebih rinci.

Dirinya melanjutkan, saat ini penyaluran pendanaan paling besar masih di Pulau Jawa. Meski begitu ada pula proyek yang dibiayai di luar Jawa seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

"Karena yang sifatnya pertanian dan perikanan sudah ada banyak di luar Jawa. Kalau untuk (proyek) di Timur seperti Papua nanti dicek dahulu, namun untuk funders kita sudah ada di 34 provinsi," jelas Dima.

Ia menambahkan, meski sekarang kondisi perekonomian sedang berada dalam ketidakpastian, namun kinerja ALAMI masih bagus. "So far okay, bahkan kalau untuk fintech syariah justru sumber cost of fund-nya itu ada juga tadi wadiah yang zero persen, jadi sebenarnya industri (syariah) lebih resilien dari sisi cost of fund dibandingkan konvensional," tuturnya.

Perusahaan, lanjut dia, juga melihat adanya kenaikan suku bunga acuan. Meski sempat ada respon terkejut, tetapi menurutnya pemerintah sudah mengatur dengan baik.

"Jadi kita pun melihat, so far kita masih aman. Baik dari sisi kualitas aset yang yang kita salurkan," katanya. Dima melanjutkan, selama pandemi industri keuangan syariah juga bisa lebih bertahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement