Selasa 06 Sep 2022 17:09 WIB

FESyar Jawa Segera Digelar, BI Targetkan Pengunjung Meningkat 10 Persen

Selain digelar offline, kegiatan ini juga dapat diikuti secara online.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Bank Indonesia (BI) menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar).
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Bank Indonesia (BI) menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) bakal kembali menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) regional Jawa yang dipusatkan di Atrium Mall Tunjungan Plaza 3 dan 6 Surabaya pada 8 hingga 10 September 2022. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Budi Hanoto mengatakan, jika tahun lalu transaksi di FESyar Jawa mencapai Rp 1,4 miliar, tahun ini ditarget meningkat lebih tinggi.

"Untuk tahun ini setidaknya transaksi bisa meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun lalu kan masih pandemi Covid-19, sementara tahun ini kan mulai melandai," ujarnya di Hotel JW Marriott Surabaya, Selasa (6/9/2022).

Kemudian untuk jumlah pengunjung, Budi menargetkan peningkatan mencapai 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk business matching ditarget mencatatkan kesepakatan mencapai Rp 6 hingga Rp 7 triliun. Business matching merupakan pertemuan antara pelaku bisnis dengan calon mitra distribusi, calon supplier, calon mitra pendanaan, juga calon investor.

Budi menjelaskan, FESyar tahun ini mengusung tema 'Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa untuk Memperkuat Pemulihan Ekonomi Jawa yang Inklusif'. Selain digelar secara offline, kegiatan juga dapat diikuti secara online melalui website www.fesyarjawa.com serta melalui kanal Instargam dan Youtube BI Jatim.

Acara yang merupakan rangkaian dari kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) tersebut diharapkan mempu meningkatkan posisi Indonesia dalam ekonomo syariah dunia. Pada periode 2021/ 2022, Indonesia masih berada di posisi keempat dunia di Global Islamic Economy Indicator (GIEI). Indonesia masuk Top 10 di mayoritas sektor industri halal.

Diungkapkan, di sektor makanan halal, Indonesia masih menjadi target pasar pertama dan belum menjadi produsen utama. Padahal potensinya sangat besar mengingat Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar dunia. Namun pengekspor makanan halal terbesar dunia masih ditempati Brazil yang mencapai 16,2 dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement