Selasa 06 Sep 2022 16:48 WIB

Demo Buruh di DPR, Puan Rayakan Ulang Tahun dalam Rapat Paripurna

Peserta rapat paripurna pun nyanyi bareng lagu selamat ulang tahun untuk Puan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) menyampaikan pidato saat rapat paripurna .
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) menyampaikan pidato saat rapat paripurna .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani merayakan ulang tahunnya dalam rapat paripurna yang juga merayakan HUT ke-77 DPR RI. Ucapan selamat tersebut disampaikan melalui pengeras suara oleh salah seorang di Ruang Rapat Paripurna.

"Kami seluruh peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR Ibu Doktor Honoris Causa Puan Maharani. Semoga panjang umur sehat dan sukses selalu serta dalam lindungan Allah SWT, amin ya rabbal alamin,"ujar seorang dari pengeras suara di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/9).

Ucapan itu membuat Puan yang duduk di kursi pimpinan terlihat tersipu. Kemudian masih dari orang yang sama di pengeras suara, terdengar permintaan untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Puan.

"Mari kita nyanyikan bersama lagu Selamat Ulang Tahun untuk Ketua DPR," ujarnya.

Adapun massa buruh saat ini tengah menggelar aksi menolak naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPR. Buruh yang menggunakan seragam berwarna hitam nuansa merah itu berjalan kaki dari arah jalan layang Senayan, Jakarta Pusat.

Aksi ini juga serentak di 33 provinsi lainnya yang diorganisasi Partai Buruh dan KSPI. Antara lain akan dilakukan di Bandung, Semarang, Surabaya, Jogjakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Pekanbaru. Bengkulu, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, dan Pontianak.

"Bilamana aksi 6 September tidak didengar pemerintah dan DPR, maka Partai Buruh dan KSPI akan mengorganisasi aksi lanjut dengan mengusung isu antara lain tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah 2023 sebesar 10 persen sampai 13 persen," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.

Menurut Said Iqbal, ada beberapa alasan mengapa pihaknya menolak kenaikan tersebut. Pertama, kenaikan BBM tersebut akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen. Dengan BBM naik, maka daya beli akan turun lagi menjadi 50 persen.  

"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflasi menjadi 6.5 persen hingga -8 persen, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Said Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement