Senin 05 Sep 2022 15:47 WIB

Kanada Buru Dua Pelaku Pembunuh Massal

Peristiwa ini menjadi pembunuhan massal dengan korban terbanyak dalam sejarah Kanada.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang petugas polisi berjalan di TKP penikaman di Weldon, Saskatchewan, pada hari Minggu, 4 September 2022. Serangkaian penusukan di komunitas Pribumi dan di desa Weldon menyebabkan banyak orang tewas dan lainnya terluka, Kanada kata polisi pada Minggu saat mereka mencari dua tersangka.
Foto: Heywood Yu/The Canadian Press via AP
Seorang petugas polisi berjalan di TKP penikaman di Weldon, Saskatchewan, pada hari Minggu, 4 September 2022. Serangkaian penusukan di komunitas Pribumi dan di desa Weldon menyebabkan banyak orang tewas dan lainnya terluka, Kanada kata polisi pada Minggu saat mereka mencari dua tersangka.

REPUBLIKA.CO.ID, WELDON -- Polisi Kanada memburu dua pelaku pembantaian dengan pisau yang menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya di komunitas masyarakat pribumi Kanada. Peristiwa itu terjadi pada Ahad (4/9/2022) dini hari.

Penikaman yang dilakukan di 13 tempat kejadian perkara merupakan pembunuhan massal dengan korban terbanyak dalam sejarah modern Kanada. Negara itu tidak terbiasa dengan pembunuhan massal yang biasanya terjadi di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

"Saya terkejut dan hancur oleh serangan mengerikan hari ini, sebagai orang Kanada, kami berduka bersama semua orang yang terdampak pada kekerasan tragis ini, dan masyarakat Saskatchewan," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam pernyataanya, Senin (5/9/2022).

Polisi menetapkan dua tersangka Damien Sanderson, 31 tahun dan Myles Sanderson, 30 tahun. Polisi menyebarkan foto dan deskripsi tentang dua tersangka tersebut tapi tidak menyebutkan motif atau para korbannya.

Dalam pernyataannya pemimpin masyarakat pribumi mengindikasi serangan ini berkaitan dengan narkoba.

"Ini kerusakan yang kami hadapi ketika obat-obatan terlarang yang merusak menginvasi komunitas kami," kata Federation of Sovereign Indigenous Nations. Kelompok yang mewakili 74 suku atau First Nations di Saskatchewan.

Media setempat mengatakan ibu dua anak termasuk 10 korban tewas. "Betapa memuaskan penjara, narkoba, dan alkohol dapat menghancurkan banyak kehidupan," kata Michael Brett Burns pada Aboriginal Peoples Television Network.

Pada bulan Mei lalu Myles Sanderson masuk dalam daftar buron  Saskatchewan Crime Stoppers, program yang mendorong masyarakat bekerja sama dengan polisi. Tidak diketahui mengapa ia dicari.

Dua orang pria terlihat mengendarai  Nissan Rogue di Kota Regina sekitar 320 kilometer sebelah selatan serangan yang terjadi di James Smith Cree Nation dan Desa Weldon.

"Tampaknya sejumlah korban memang sudah diincar dan beberapa acak, maka untuk berbicara tentang motifnya pada saat ini masih sangat sulit," kata komandan petugas polisi Saskatchewan, Rhonda Blackmore dalam konferensi pers.

Polisi mengatakan mungkin masih ada korban luka yang membawa diri mereka sendiri ke rumah sakit. James Smith Cree Nation merupakan komunitas masyarakat pribumi yang dihuni sekitar 3.400 orang yang sebagian besar bertani, memburu dan memancing. Weldon desa yang dihuni 200 orang.

Pejabat terpilih komunitas pribumi mendeklarasikan masa darurat "untuk merespon sejumlah pembunuhan dan penyerangan pada sejumlah anggota masyarakat  James Smith Cree Nation," dan mendirikan dua pusat operasi darurat.

Masyarakat pribumi hanya 5 persen dari 38 juta populasi Kanada dan memiliki tingkat kemiskinan, pengangguran yang tinggi dan harapan hidup yang lebih rendah. Trudaeu mengatakan pemerintahnya sudah berkomunikasi langsung dengan pemimpin James Smith Cree Nation.

"Kami siap membantu dalam cara yang kami bisa," katanya.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement