Sabtu 03 Sep 2022 22:22 WIB

Pendirian Pesantren Inklusi Terus Diupayakan

Pesantren umum sejatinya telah terbuka dan fasilitasi santri difabel.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah siswa penyandang disabilitas berjalan menuju masjid untuk mengikuti Pesantren Kilat Ramadhan di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel Dinsos Jabar, Jalan Jend H Amir Machmud, Kota Cimahi, Rabu (13/4/2022). Pesantren Ramadhan yang diikuti oleh sedikitnya 80 siswa penyandang disabilitas tersebut dalam rangka mengisi waktu luang di bulan Ramadhan dengan memperdalam ilmu agama dengan membaca Alquran, ibadah, dan hafalan doa. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah siswa penyandang disabilitas berjalan menuju masjid untuk mengikuti Pesantren Kilat Ramadhan di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel Dinsos Jabar, Jalan Jend H Amir Machmud, Kota Cimahi, Rabu (13/4/2022). Pesantren Ramadhan yang diikuti oleh sedikitnya 80 siswa penyandang disabilitas tersebut dalam rangka mengisi waktu luang di bulan Ramadhan dengan memperdalam ilmu agama dengan membaca Alquran, ibadah, dan hafalan doa. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU), KH Hodri Arief, mengakui bahwa sejauh ini belum ada pondok pesantren inklusi yang khusus memfasilitasi para santri difabel di bawah naungan RMI NU. Ia mengatakan, RMI NU pun tengah mendiskusikan agar bisa mendirikan pesantren inklusi.

Kendati demikian, Kiai Hodri mengatakan, pesantren-pesantren NU sejatinya sudah sejak lama terbuka dan memfasilitasi para santri difabel untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama di pesantren. Menurut dia, para santri di fabel diterima sebagaimana para santri pada umumnya.

Baca Juga

Hanya saja, dia mengakui, fasilitas khusus yang disediakan pesantren untuk para santri difabel masih sangat terbatas. Dia mencontohkan, penyediaan kursi roda, kamar mandi khusus difabel, hingga penyediaan kaki palsu."Selama ini memang masih amat terbatas," kata Kiai Hodri kepada Republika.

Kiai Hodri juga berharap pemerintah lebih memperhatikan para santri difabel yang menimba ilmu di pondok pesantren seperti warga negara pada umumnya. Dengan demikian, para santri difabel dapat belajar dengan maksimal.

Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) juga terus berupaya untuk menghadirkan pesantren dan sekolah inklusi. Wakil Ketua Persatuan Islam (Persis) Ustaz Jeje Zaenuddin mengatakan, sejauh ini Persis telah memfasilitasi para santri atau siswa difabel sehingga bisa me ngenyam pendidikan baik di pesantren maupun lem baga pendidikan formal.

Para santri difabel seperti penyandang tunanetra membaur dengan para santri atau siswa lainnya di pesantren maupun lembaga pendidikan formal di bawah naung an Persis.

Ini sudah lama dilaksanakan dengan menerima santri-santri yang tuna netra difasilitasi dan didudukan sama dengan santri-santri lainnya, namun dalam pelaksanaanya sering mengikut kerja sama dengan organisasi lain seperti Umi Maktum," kata Ustaz Jeje.

Ia mengatakan, sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk mendukung para santri atau siswa difabel yang menimba ilmu di pesantren maupun lembaga pendidikan formal di bawah naungan Persis. Karena itu, ia berharap pemerintah bisa lebih memberikan perhatian bagi santri difabel.

Ustaz Jeje mengatakan, Persis belum memiliki pesantren inklusi yang khusus bagi santri difabel. Menurut dia, keberadaan tenaga pengajar untuk santri difabel pun masih terbatas. Kami belum dapat melaksanakannya karena keterbatasan sumber daya insani," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement