Ahad 04 Sep 2022 05:15 WIB

Pemerintah Resmi Naikkan Harga BBM, Warga: Kecewa

Cepat atau lambat, dampak kenaikan BBM akan terasa oleh masyarakat.

Rep: Ali Mansur/ Red: Friska Yolandha
Polisi melakukan pengamanan saat berlangsungnya pemasangan informasi harga terbaru bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU kawasan Kota Banda Aceh, Aceh, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Polisi melakukan pengamanan saat berlangsungnya pemasangan informasi harga terbaru bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU kawasan Kota Banda Aceh, Aceh, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah menetapkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, Solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.500 jadi Rp14.500 per liter berlaku pada Sabtu 3 September 2022 mulai pukul 14.30 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) per hari ini Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB. Namun dengan pengumuman yang terkesan mendadak, banyak masyarakat yang tidak mengetahui kenaikan harga BBM tersebut. Beberapa masyarakat pun merasa kecewa dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM dan cara menyempaikannya.

Ikhsan (36 tahun) misalnya, pria asal Cinangka, Kota Depok, itu mengaku sangat kecewa dengan keputusan dinaikkannya harga BBM, terutama Pertalite. Apalagi pekerjaannya hanya tukang antar aneka jajanan dari warung ke warung yang tentunya menghabiskan banyak BBM setiap harinya. Sementara hasil dari antar-antar jajanan per harinya tidaklah seberapa, hanya cukup untuk kebutuhan satu hari saja.

Baca Juga

“Sangat kecewa, kecewa pokoknya. Sekali saja saya pake pertamax, sangat terasa ke pendapatan, apalagi ini naik dan mustahil turun,” keluh Ikhsan, saat ditemui di sebuah pom bensin di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Sabtu.

Terkait bantuan langsung tunai (BLT) yang dijanjikan pemerintah, kata dia, itu belum pasti dan ia juga ragu bakal memperoleh bantuan sosial tersebut. Sementara yang pasti, lanjutnya, adalah harga BBM sudah naik dan dampkanya cepat atau lambat pasti akan dia rasakan. 

“Sekalipun dapat berapa sih, kalau satu bulan satu juta selama 10 tahun atau selama BBM gak turun harganya, gak jadi masalah,” kata dia.

Hal senada juga dikeluhkan oleh Rinda (23), perantau asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Selain kecewa dengan kenaikan harga BBM, dia juga merasa kesal dengan cara pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM yang sangat mendadak. Semestinya diumumkan satu hari sebelumnya, sehingga masyarakat tidak kaget dan memiliki persiapan.

“Ini harga BBM bukan harga telor yang bisa naik turun. Pertalite sekali naik sampai satu hari sebelum kiamat pun gak bakal pernah turun, kok bisa-bisanya caranya gitu. Kok pemerintah tega,” kata Rinda.

Sebelumya pukul 14.30 WIB, sejumlah SPBU ditutup sementara. Salah satunya di SPBU Tendean, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Beberapa pengendara roda dua yang hendak mengisi bensin belum boleh diperkenankan masuk. Termasuk, Ikhsan dan Rinda yang harus menunggu hingga pukul 14.45 WIB.

"Sedang ditutup dulu. Jadi lagi ganti harga dulu. Harus diurus dulu semuanya,” ucap salah satu pegawai bernama Aji saat ditemui di lokasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement