Jumat 02 Sep 2022 18:16 WIB

Turunnya Harga Bawang Merah dan Cabai Dorong Deflasi di DIY

Deflasi di DIY terjadi akibat meningkatnya pasokan hortikultura.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Turunnya Harga Bawang Merah dan Cabai Dorong Deflasi di DIY (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Turunnya Harga Bawang Merah dan Cabai Dorong Deflasi di DIY (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY mencatat bahwa terjadi deflasi pada Agustus 2022 sebesar -0,12 persen (mtm) di DIY. Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan mengatakan, DIY mengalami deflasi setelah di bulan sebelumnya yakni Juli mengalami inflasi sebesar 0,47 persen (mtm).

Deflasi di DIY terjadi akibat meningkatnya pasokan hortikultura yakni bawang merah dan cabai merah. Hal ini seiring terjadinya musim panen pada Agustus, yang mengakibatkan turunnya harga bawang merah dan cabai merah.

Baca Juga

"Perkembangan harga-harga di DIY mengalami deflasi setelah 10 bulan berturut-turut mengalami inflasi," kata Budi dalam keterangan resminya, Kamis (1/9) malam.

Budi menjelaskan, rata-rata harga bawang merah pada Agustus di DIY mencapai Rp 36,65 ribu per kilogram. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan Juli yang mencapai Rp 56,25 ribu per kilogram.

Sedangkan, untuk harga cabai merah pada Agustus tercatat Rp 63 ribu per kilogram. Harga ini juga tercatat lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 82 ribu per kilogram.

Begitu pun dengan cabai rawit juga dilaporkan mengalami penurunan harga pada Agustus. Berdasarkan data BI, harga cabai rawit rata-rata Rp 44,9 ribu per kilogram pada Agustus, yang mana lebih rendah dari Juli yakni Rp 72,55 ribu per kilogram.

Akibat penurunan harga tersebut, komoditas lainnya juga ikut mengalami penurunan. Seperti daging ayam ras dan minyak goreng yang melanjutkan tren penurunan.

"Dengan perkembangan ini, secara tahunan Inflasi DIY 2022 berada pada level 5,52 persen (yoy) dan secara akumulatif Januari-Juli sebesar 4,24 persen (ytd)," ujarnya.

Meskipun begitu, pihaknya meyakini secara keseluruhan inflasi DIY tahun 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan 2021. Peningkatan ini, kata Budi, dipengaruhi oleh permintaan domestik yang menguat.

"Permintaan domestik menguat seiring pemulihan ekonomi, imbas transmisi harga global ke domestik yang terus berlanjut, serta dampak dari penyesuaian harga komoditas yang ditentukan oleh pemerintah," jelas Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement