Jumat 02 Sep 2022 13:49 WIB

Ilmuwan Ciptakan Baterai Ramah Lingkungan dari Cangkang Kepiting

Dua pertiga dari baterai dapat dipecah oleh mikroba hanya dalam beberapa bulan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Para ilmuwan telah menciptakan jenis baru baterai biodegradable yang terbuat dari cangkang kepiting. Ilustrasi.
Foto: pixabay
Para ilmuwan telah menciptakan jenis baru baterai biodegradable yang terbuat dari cangkang kepiting. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan telah menciptakan jenis baru baterai biodegradable yang terbuat dari cangkang kepiting. Mereka mengklaim itu menjadi pilihan bagus untuk menyimpan daya dari sumber angin dan matahari skala besar.

Penemuan yang berjudul A sustainable chitosan-zinc electrolyte for high-rate zinc metal batteries diterbitkan di Jurnal Ilmiah Matter pada Kamis (1/9/2022). Sebuah tim dari University of Maryland, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan elektrolit untuk baterai seng dapat dibuat menggunakan kitosan, turunan dari produk kitin.

Baca Juga

Bahan ini ditemukan dalam segala hal mulai dari jamur hingga cumi-cumi. Akan tetapi sumber yang paling melimpah adalah eksoskeleton krustasea dan mudah diperoleh dari limbah makanan laut.

Menggunakan kitosan untuk elektrolit berarti kira-kira dua pertiga dari baterai dapat dipecah oleh mikroba hanya dalam beberapa bulan. “Baterai dalam jumlah besar sedang diproduksi dan dikonsumsi, meningkatkan kemungkinan masalah lingkungan. Bahan yang digunakan dalam baterai lithium-ion membutuhkan waktu ratusan ribu tahun untuk terurai dan menambah beban lingkungan,” kata pemimpin studi Profesor Liangbing Hu.

Dilansir Independent, pada Jumat (2/9/2022), baterai seng juga menawarkan alternatif yang lebih murah dan lebih berkelanjutan daripada baterai lithium-ion yang saat ini digunakan dalam segala hal, mulai dari smartphone hingga mobil listrik. Seng jauh lebih berlimpah daripada lithium di kerak bumi meskipun saat ini tidak seefisien lithium ketika digunakan dalam baterai.

Menurut para peneliti, baterai seng dan kitosan baru mempertahankan efisiensi energi 99,7 persen setelah 1.000 siklus pengisian daya yang menjadikannya alternatif cocok untuk penggunaan komersial. “Di masa depan, saya berharap semua komponen dalam baterai dapat terurai secara hayati. Tidak hanya material itu sendiri, tetapi juga proses fabrikasi biomaterial,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement