Kamis 01 Sep 2022 22:31 WIB

Emil: Batasi Jam Operasional Kendaraan Besar

Badan pengelola secepatnya mengevaluasi manajemen transportasi di wilayah tersebut

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Polisi berusaha mengeluarkan truk yang mengalami kecelakaan di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). Kecelakaan truk yang menabrak tiang BTS hingga roboh di depan SDN Kota Baru II dan III tersebut mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan 23 lainnya luka-luka. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Polisi berusaha mengeluarkan truk yang mengalami kecelakaan di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/8/2022). Kecelakaan truk yang menabrak tiang BTS hingga roboh di depan SDN Kota Baru II dan III tersebut mengakibatkan 10 orang meninggal dunia dan 23 lainnya luka-luka. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas peristiwa kecelakaan truk di depan SDN Kota Baru II dan III Kota Bekasi yang merenggut banyak korban jiwa. 

Sehari setelah peristiwa nahas tersebut, Kamis (1/9/2022), Ridwan Kamil langsung meninjau lokasi kejadian dan berbincang dengan Kepala Sekolah SDN Kota Baru II dan III. Ridwan Kamil juga sempat menjenguk korban luka yang dirawat di Rumah Sakit Ananda dan mengunjungi salah satu rumah korban yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Baca Juga

"Atas nama pribadi dan Pemprov Jabar saya menghaturkan rasa dukacita yang mendalam. Selain ke sini, tadi juga menengok korban yang dirawat di Rumah Sakit Ananda dan mengunjungi salah satu korban di rumahnya. Mudah-mudahan tidak terulang lagi kejadian seperti ini di kemudian hari," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil mengatakan, sudah meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek untuk membatasi jam operasional kendaraan besar yang melintasi daerah padat penduduk.

"Dengan Pak Wali (Plt Wali Kota Bekasi) kita sudah meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek supaya membatasi truk besar di jam siang di daerah padat seperti ini," katanya.

Untuk manajemen transportasi di ruas jalan yang melintasi SDN Kota Baru II dan III dari sisi kewenangannya diatur oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Emil berharap badan pengelola secepatnya mengevaluasi manajemen transportasi khususnya di wilayah tersebut.

"Jalan itu pemiliknya beda-beda. Masyarakat tahunya hanya milik negara tapi kewenangannya itu tidak sesederhana itu. Kita sudah kirimkan surat ke badan pengelola selaku pemilik jalannya. Mudah-mudahan secepatnya direspons," papar Emil.

Emil mengatakan, kecelakaan tersebut mirip seperti kecelakaan truk di Cibubur beberapa waktu lalu yang juga merenggut banyak korban jiwa. Untuk itu, perlu evaluasi menyeluruh dari segala aspek. "Semua aspek harus dievaluasi, ini mirip dengan kejadian di Cibubur lalu," katanya.

Pemprov Jabar juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian yaitu Polda Metro Jaya untuk memastikan tanggung jawab hukum kepada pihak yang bertanggung jawab."Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk memastikan tanggung jawab hukum berlaku kepada yang bersangkutan karena bagaimana pun korbannya sangat banyak," kata Emil.

Dalam peristiwa tersebut, sepuluh orang meninggal dunia dan 23 orang mengalami luka. Sejauh ini, PT Jasa Raharja sudah memberikan santunan kepada seluruh korban yang dirawat maupun meninggal dunia. "Jasa Raharja sudah memberikan santunan dengan cepat, saya apresiasi, sehingga beban untuk yang meninggal dan dirawat itu bisa ditanggung oleh negara juga," papar Emil.

Setelah berdiskusi dengan Kepala Sekolah SDN Kota Baru II dan III, disepakati bahwa akan ada perubahan pergerakan siswa yang datang maupun pulang sekolah. Siswa dan orang tua yang antar-jemput tidak akan lagi menggunakan pintu depan yang hampir menempel ke jalan raya, tetapi lewat pintu samping sekolah yang lebih aman.

"Saya tadi diskusi dengan para kepala sekolah, jangka pendeknya kita atur lalu lintas bergeraknya anak-anak ini supaya tidak langsung muncul ke jalan besar mungkin lewat jalan samping dulu, di-drop oleh orang tuanya di sana. Pokoknya diatur sedemikian rupa," katanya.

Emil mengatakan, tak sedikit sekolah di Kota Bekasi yang lokasinya cukup dekat ke jalan raya. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat memonitor kedatangan dan kepulangan siswa."Bekasi ini padat sehingga sekolah-sekolah yang menempel jalan memang banyak, sehingga solusinya adalah membuat sistem walaupun berdekatan dengan jalan, tapi bisa memonitor kedatangan dan kepulangan siswa," katanya.

Emil juga akan merespons dengan cepat usulan para kepala sekolah yang ingin segera dibangun jembatan penyeberangan orang."Tadi ada usulan jembatan dan akan saya upayakan secepatnya," kata Emil. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement