REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan tentara Rusia untuk melarikan diri dari Ukraina demi hidup mereka sendiri. Presiden Ukraina hanya memberikan dua pilihan kepada mereka yaitu melarikan diri atau menyerah.

Setelah serangan udara yang berlangsung lama, Ukraina pada Senin mengatakan pasukan daratnya melancarkan serangan untuk merebut kembali bagian selatan negara itu.

Rusia, yang meluncurkan “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari, bagaimanapun, mengatakan pihaknya menangkis serangan itu dan malah memberikan kerugian besar bagi pihak Ukraina.

Zelenskyy mengatakan dalam sebuah posting-an di Telegram pada Selasa (30/8/2022)  bahwa pasukan Ukraina melakukan segalanya untuk membuat pasukan Rusia "merasakan tanggapan Ukraina" terhadap "teror mengerikan" mereka.

“Di seluruh wilayah Ukraina yang diduduki sementara, dari Krimea hingga wilayah Kharkiv, tentara Rusia tidak memiliki dan tidak akan memiliki satu pangkalan yang aman, satu tempat yang tenang,” imbuh Presiden.

Dia memperingatkan, “Petarung kami akan menghancurkan semua gudang, markas penjajah, peralatan mereka, di mana pun mereka berada. Ini adalah tanah Ukraina, dan penjajah hanya dapat melakukan dua hal - melarikan diri atau menyerah. Kami tidak memberi mereka pilihan lain.”

Zelenskyy mendesak orang-orang di Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014, untuk "menjauh dari fasilitas militer Rusia, jangan tinggal di dekat pangkalan dan lapangan udara militer Rusia, beri tahu dinas khusus Ukraina tentang semua informasi yang Anda ketahui tentang penjajah, jadi pembebasan Krimea bisa terjadi lebih cepat."

Ikuti Whatsapp Channel Republika