Kamis 01 Sep 2022 07:23 WIB

PBB: Sekolah Anak-Anak Palestina Terancam Digusur Israel

Saat ini ada 56 perintah pembongkaran terhadap sekolah di Tepi Barat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang lelaki tua Palestina bekerja di tokonya di Kota Tua di kota Hebron, Tepi Barat, 10 Agustus 2022. Semakin banyak anak-anak Palestina sekarang bekerja untuk menghidupi keluarga mereka daripada bersekolah. Ratusan anak-anak Palestina yang bekerja bekerja di daerah ini, dan setiap hari mereka membantu orang tua mereka untuk mendapatkan uang.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Seorang lelaki tua Palestina bekerja di tokonya di Kota Tua di kota Hebron, Tepi Barat, 10 Agustus 2022. Semakin banyak anak-anak Palestina sekarang bekerja untuk menghidupi keluarga mereka daripada bersekolah. Ratusan anak-anak Palestina yang bekerja bekerja di daerah ini, dan setiap hari mereka membantu orang tua mereka untuk mendapatkan uang.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kantor PBB di Palestina mengatakan, lebih dari 1,3 juta anak-anak Palestina di wilayah pendudukan Israel menghadapi peristiwa kekerasan dan pembongkaran sekolah oleh Israel.

“Lebih dari 1,3 juta anak Palestina dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza akan kembali ke sekolah. Anak-anak di Tepi Barat dan Gaza menghadapi tantangan yang tidak dapat dibayangkan oleh banyak anak di seluruh dunia,” kata pernyataan PBB, dilansir Middle East Monitor, Kamis (1/9/2022).

PBB mengatakan, sejak awal tahun ini sebanyak 20 anak tewas di Tepi Barat. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 yaitu mencapai 12 anak. PBB menambahkan, saat ini ada 56 perintah pembongkaran terhadap sekolah yang secara keseluruhan menampung setidaknya 6.400 anak di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur.

PBB mencatat 115 pelanggaran terkait pendidikan terhadap sekolah dan anak-anak pada paruh pertama tahun 2022 di Tepi Barat.  "Hampir 8.000 siswa terkena dampak, meningkatkan risiko mereka akan putus sekolah," ujar PBB.

Di Gaza, PBB mengatakan, 17 anak tewas dalam serangan Israel terbaru pada awal Juli. Bahkan jumlah siswa di sekolah di Gaza telah melebihi kapasitas dan 65 persen sekolah berlangsung secara bergantian dalam dua shift.

"Kondisi anak-anak di Gaza mengalami empat eskalasi permusuhan selama hidup mereka, meningkatkan kebutuhan terhadap layanan pendukung psikososial khusus," ujar PBB.

Terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi, tingkat melek huruf pemuda Palestina mencapai lebih dari 99 persen. Sementara 93,8 persen anak-anak yang lulus dari sekolah dasar melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement