Rabu 31 Aug 2022 00:07 WIB

Kasus Baru Melonjak Lagi, Kemenkes Pastikan Situasi Covid-19 Aman

Indikator penambahan kasus Covid-19 adalah angka perawatan di rumah sakit.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Wisatawan mancanegara berkeliling di Yogyakarta, Jumat (12/8/2022). Seiring turunnya kasus Covid-19 di Yogyakarta kunjungan wisman mulai terlihat . Jumlah kunjungan wisman ke Yogyakarta pada periode Januari-Mei 2022 mencapai 295 kunjungan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wisatawan mancanegara berkeliling di Yogyakarta, Jumat (12/8/2022). Seiring turunnya kasus Covid-19 di Yogyakarta kunjungan wisman mulai terlihat . Jumlah kunjungan wisman ke Yogyakarta pada periode Januari-Mei 2022 mencapai 295 kunjungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemarin Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan tambahan 5.070 kasus baru. Dengan tambahan 5.070 kasus baru, maka secara total kasus konfirmasi mencapai 6.354.245 sejak awal kasus Covid-19.

Angka Covid-19 pada Selasa (30/8/2022) juga jauh lebih tinggi dibandingkan Senin (29/8/2022) yang tercatat 2.871. Berdasarkan data sebaran kemarin, kasus Covid-19 paling banyak ditemukan di DKI Jakarta dengan 1.717 kasus.

Baca Juga

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.628 merupakan transmisi lokal dan 89 lainnya pelaku perjalanan luar negeri. Sementara itu, Jawa Barat menjadi penyumbang kasus harian terbanyak kedua dengan 1.581 kasus.

Adapun untuk kasus sembuh bertambah 4.510 sehingga totalnya 6.151.650. Sedangkan kasus meninggal bertambah 20 menjadi 157.541. Secara keseluruhan, kasus aktif naik 540 sehingga totalnya 45.054.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril mengatakan, parameter angka Covid-19 yang paling berpengaruh saat ini adah angka rawat di rumah sakit dan angka kematian. "Kalau banyak kasus pun dan tidak ada dirawat rumah sakit dan kematian itu kita aman," kata Syahril di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Syahril mengatakan, terjadinya penurunan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir lantaran tidak ada lagi pemeriksaan secara massal. Dirut RSPI Sulianti Suroso itu pun belum bisa memprediksi puncak kasus dari varian terbaru saat ini.

"Penyakit itu tidak semua negara ada puncaknya, bisa naik kemudian turun. Yang dulu prediksi puncak ternyata saya ini kita tidak bisa mengatakan ini sudah sampai di puncak. Karena masih di 3-4 ribuan (kasus)," kata Syahril.

Syahril juga mengingatkan masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan hingga situasi pandemi benar-benar sudah terkendali. Indikator kasus sudah terkendalk adalah bila sudah tidak terjadi peningkatan terus menerus serta tidak ada lagi penambahan angka rawat serta kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement