Ahad 28 Aug 2022 17:55 WIB

AS dan NATO Waspadai Perluasan Kekuatan Rusia dan China di Kawasan Arktik

AS berencana menunjuk seorang duta besar untuk kawasan Arktik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Luas es di Arktik semakin berkurang dan menyusut tiap tahunnya.
Foto: jpl.nasa.gov
Luas es di Arktik semakin berkurang dan menyusut tiap tahunnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berencana menunjuk seorang duta besar untuk kawasan Arktik. Hal ini mencerminkan kepentingan strategis dan komersial yang berkembang di kawasan itu, karena es yang mencair membuka jalur laut baru serta sumber daya minyak dan mineral yang luas.

“Kawasan Arktik yang damai, stabil, makmur, dan kooperatif sangat penting dan strategis bagi Amerika Serikat,” kata Departemen Luar Negeri AS, dilansir Aljazirah, Ahad (28/8/2022).

Departemen Luar Negeri mengatakan, sebagai salah satu dari delapan negara Arktik, Amerika Serikat telah lama berkomitmen untuk melindungi keamanan nasional dan kepentingan ekonominya di kawasan itu. Termasuk memerangi perubahan iklim, mendorong pembangunan dan investasi berkelanjutan, serta mempromosikan kerja sama dengan Negara Arktik, sekutu, dan mitra.

Delapan negara Arktik terdiri dari Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, Swedia, Rusia, dan Amerika Serikat. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Jumat (26/8) mengatakan, Rusia telah membuka kembali ratusan situs militer era Soviet di kawasan Arktik. Stoltenberg mengatakan, kemampuan Rusia di kawasan Arktik menimbulkan tantangan strategis bagi aliansi NATO.

Invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari, telah meningkatkan kekhawatiran Barat tentang ambisi Rusia di seluruh dunia. Di sisi lain, Cina, yang menggambarkan dirinya sebagai negara "dekat Arktik", juga memiliki ambisi di kawasan itu. Cina mengatakan, mereka akan membangun "Jalan Sutra Kutub".  Cina mengawasi sumber daya mineral dan rute pengiriman baru saat lapisan es surut karena pemanasan global.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Departemen Luar Negeri mengatakan, Presiden AS Joe Biden berencana untuk meningkatkan kepentingan kawasan itu dalam pemerintah AS dengan mencalonkan seorang duta besar untuk kawasan Arktik. Namun Departemen Luar Negeri tidak menyebutkan siapa calon duta besar untuk kawasan tersebut.

“Kawasan utara secara strategis penting untuk keamanan Euro-Atlantik. Jalur terpendek ke Amerika Utara untuk rudal dan pembom Rusia adalah melalui Kutub Utara. Ini membuat peran NORAD menjadi vital bagi Amerika Utara dan karena itu juga bagi NATO," ujar Stoltenberg.

NORAD adalah Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara, sebuah organisasi AS-Kanada. Stoltenberg juga menyatakan keprihatinan tentang jangkauan Cina ke Kutub Utara untuk pengiriman dan eksplorasi sumber daya. Terlebih, Cina memiliki rencana untuk membangun armada pemecah es terbesar di dunia.

“Beijing dan Moskow telah berjanji untuk mengintensifkan kerja sama praktis di Kutub Utara.  Ini merupakan bagian dari kemitraan strategis yang semakin dalam yang menantang nilai-nilai dan kepentingan kami,” kata Stoltenberg.

Stoltenberg mengatakan, NATO harus merespons dengan peningkatan kehadiran di ujung utara dan investasi dalam kemampuan baru. Dia mencatat, perubahan iklim menimbulkan tantangan keamanan baru yang membutuhkan pemikiran ulang mendasar tentang postur Arktik NATO.

 “Perubahan iklim membuat dataran tinggi menjadi lebih penting karena es mencair dan menjadi lebih mudah diakses baik untuk kegiatan ekonomi maupun untuk kegiatan militer,” kata Stoltenberg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement