Ahad 28 Aug 2022 15:15 WIB

PBB Kutuk Serangan di Taman Kanak-Kanak di Tigray

PBB mengutuk serangan udara yang menghantam taman kanak-kanak di Tigray utara

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Pasukan Ethiopia.  PBB mengutuk serangan udara yang menghantam taman kanak-kanak di wilayah Tigray utara Ethiopia beberapa waktu lalu.
Foto: AP Photo
Pasukan Ethiopia. PBB mengutuk serangan udara yang menghantam taman kanak-kanak di wilayah Tigray utara Ethiopia beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, TIGRAY - PBB mengutuk serangan udara yang menghantam taman kanak-kanak di wilayah Tigray utara Ethiopia beberapa waktu lalu. Serangan itu menewaskan sedikitnya empat orang, termasuk dua anak.

"UNICEF mengutuk keras serangan udara di Mekelle, ibu kota Wilayah Tigray, Ethiopia," kata direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell dikutip lama Aljazirah, Ahad (28/8/2022).

"Serangan itu menghantam sebuah taman kanak-kanak, menewaskan beberapa anak, dan melukai lainnya dan UNICEF menyerukan semua pihak untuk menyetujui penghentian segera permusuhan," imbuhnya.

Pemerintah federal Ethiopia membantah tuduhan serangan itu. Pihaknya mengatakan angkatan udara hanya menargetkan situs militer. Pemerintah Perdana Menteri Abiy Ahmed menuduh pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) melancarkan kematian warga sipil.

Sementara itu para pejabat Tigray menyebut serangan udara tersebut serangan tak berperasaan, sadis yang dilancarkan pemerintah. "Rezim kejam ini telah mengalahkan dirinya sendiri dengan penargetan yang disengaja hari ini terhadap bangunan anak-anak,” kata TPLF.

"Saat kami mengeluarkan pernyataan ini, tubuh anak-anak tak berdosa yang dimutilasi terlihat tergeletak di tempat bermain serta trotoar," tambah pernyataan itu.

Televisi Tigray, yang dikendalikan oleh otoritas regional, mengatakan serangan di Mekelle terjadi sekitar pukul 09.40 pada Jumat (26/8/2022) waktu setempat dan menyalahkan pemerintah federal. Tidak ada pesawat militer lain yang diketahui beroperasi di wilayah udara Ethiopia.

Kedua belah pihak saling menyalahkan karena melanggar gencatan senjata empat bulan antara pemerintah Perdana Menteri Abiy Ahmed dan TPLF, kelompok yang mengendalikan Tigray. Layanan Komunikasi Pemerintah Ethiopia dalam sebuah pernyataan mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan yang menargetkan pasukan militer yang merupakan sumber sentimen anti-perdamaian dari Front Pembebasan Rakyat Tigray.

"Angkatan Udara Ethiopia jelas membalikkan serangan yang diluncurkan terhadap Ethiopia dengan hanya menargetkan situs militer,” kata Layanan Komunikasi Pemerintah.

"Namun, teroris TPLF telah mulai membuang kantong mayat palsu di wilayah sipil untuk mengklaim bahwa Angkatan Udara menyerang warga sipil."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement