Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ade Sudaryat

Inilah Sepuluh Perbuatan Penghalang Terkabulnya Doa

Agama | Saturday, 27 Aug 2022, 01:29 WIB

Suatu ketika, Ibrahim bin Adham, salah seorang ulama sufi melewati sebuah pasar di kota Bashrah. Orang-orang yang tengah berada di pasar tersebut mengetahui atas kedatangan seorang ulama tersohor nan sangat baik akhlaknya. Mereka pun segera menyapa dan menemuinya.

Dengan penuh keramahtamahan, Sang Ulama Sufi tersebut melayani setiap orang yang menyapa dan ingin bersalaman dengannya. Banyak orang yang memintanya untuk memberikan nasihat. Sang ulama sufi pun menyetujuinya, dan ia bersama orang-orang duduk di pojok pasar tersebut. Orang-orang begitu seksama menyimak setiap untaian nasihatnya.

Mengakhiri tausiahnya, ia mempersilakan orang-orang yang ada di sekitarnya untuk mengajukan pertanyaan. Ia siap untuk menjawabnya sesuai dengan kemampuan ilmu yang ia miliki.

Dalam sessie tanya jawab tersebut, seseorang mengajukan pertanyaan, “Aku sudah meyakini akan kebenaran firman Allah dalam surat Ghafir : 60, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan)’. Aku sudah lama sekali berdo’a untuk keberhasilan sesuatu yang aku cita-citakan, namun aku belum juga mendapatkan tanda-tanda akan terkabulnya do’aku. Apa penyebabnya? “

Dengan penuh katawadukan tokoh ulama sufi tersebut menjawab, “Wahai penduduk Bashrah. Setidak-tidaknya terdapat sepuluh perbuatan yang dapat menjadi penghalang atas terkabulnya do’a-do’a kita. Kita harus sering mendiagnosa diri, jangan-jangan kesepuluh atau salah satu dari perbuatan tersebut ada pada diri kita. ”

Kemudian ia menjelaskan satu persatu dari kesepuluh perbuatan tersebut, yakni pertama, kita sudah mengenal Allah, namun kita tidak sepenuhnya melaksanakan setiap kewajiban yang telah Allah perintahkan kepada kita; kedua, kita sering membaca Al-Qur’an, namun tidak menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan; ketiga, kita mengaku mencintai Rasulullah saw, namun kita tidak sepenuhnya melaksanakan sunnah-sunnahnya.

Keempat, kita sering memohon perlindungan dari godaan syetan, menyatakan syetan sebagai musuh, namun kita sering mengikuti perintah dan kemauannya; kelima, kita bercita-cita menjadi ahli sorga, namun perilaku kita lebih condong menjadi ahli neraka; keenam, kita sering berlindung dari pedihnya azab neraka, namun perilaku kita lebih condong kepada perbuatan yang dapat melemparkan diri kita ke dalam panasnya api neraka.

Ketujuh, kita telah yakin bahwa kehidupan kita akan berakhir dengan kematian, namun kita tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya; kedelapan, kita menyibukkan diri dengan keburukan orang lain seraya tidak melakukan introspeksi atas keburukan diri kita sendiri; kesembilan, kita jarang bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan; dan kesepuluh, kita sering mengantarkan jenazah ke pekuburan, namun kita tidak mengambil pelajaran darinya bahwa kelak kita pun akan menjadi penghuni kuburan.

Setiap diri kita sudah pasti sering berdoa agar segala harapan dan cita-cita kita tercapai. Seandainya sampai hari ini do’a atas harapan dan cita-cita kita belum juga tercapai, hal tersebut bukan Allah tidak mengabulkannya, namun seperti dikatakan Ibrahim bin Adham tadi, terdapat beragam perbuatan yang menghalanginya. Karenanya, alangkah bijaknya jika kita mendiagnosa diri, apakah kesepuluh atau salah satu dari beragam perbuatan tersebut ada pada diri kita? (Diadaptasi dari Kitab Durrah al Nashihin fil Wa’dhi wal Irsyad karya Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir, al Majlis ats-tsamin wal khomsun, fi Bayani Muadati al Syaithan, hal. 214)

Ilustrasi : berdo'a

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image