Sabtu 27 Aug 2022 08:00 WIB

Cerita Masjid 1.600 Tahun di Istanbul, Pernah Jadi Sinagoge dan Gereja

Masjid kuno di Istanbul ini mulai direnovasi pada 2018.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah melaksanakan sholat Jumat saat pembukaan Masjid Lala Hayrettin di Istanbul, Turki, 5 Agustus 2022. Ini mungkin satu-satunya tempat ibadah di dunia yang berfungsi sebagai sinagoge, kemudian gereja, dan akhirnya masjid. Cerita Masjid 1.600 Tahun di Istanbul, Pernah Jadi Sinagoge dan Gereja
Foto: Sabah Photo
Jamaah melaksanakan sholat Jumat saat pembukaan Masjid Lala Hayrettin di Istanbul, Turki, 5 Agustus 2022. Ini mungkin satu-satunya tempat ibadah di dunia yang berfungsi sebagai sinagoge, kemudian gereja, dan akhirnya masjid. Cerita Masjid 1.600 Tahun di Istanbul, Pernah Jadi Sinagoge dan Gereja

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Masjid Lala Hayrettin yang baru direnovasi di Turki memiliki sejarah yang menarik. Ini mungkin satu-satunya tempat ibadah di dunia yang berfungsi sebagai sinagoge, kemudian gereja, dan akhirnya masjid.

Dengan sejarah 1.600 tahun, salah satu tempat ibadah tertua di Istanbul, yang berfungsi sebagai sinagoge ketika pertama kali dibangun, diubah menjadi Ortodoks kemudian gereja Katolik. Bangunan ini kemudian menjadi masjid 30 tahun setelah penaklukkan Istanbul.

Baca Juga

Masjid yang direnovasi itu dibuka kembali untuk beribadah selama sholat Jumat pekan lalu. Presiden Asosiasi Perlindungan Artefak Budaya dan Sejarah Lingkungan Istanbul (ISTED) Erhan Sarisin menyatakan tembok tembok sisa-sisa masjid adalah ciri-ciri pasangan bata pada periode Bizantium dan Utsmaniyah.

Ada sebuah makam milik pendeta Kristen masa itu di terowongan yang turun ke dasar tempat ibadah. Ada tangga untuk turun ke sana.

Sayangnya, dilansir Daily Sabah, Sabtu (6/8/2022) Sarisin mengatakan pemburu harta karun merusak makam ini selama penggalian yang melanggar hukum. Sarisin menjelaskan beberapa sejarah unik masjid, mulai dari bangunan yang pertama kali berfungsi sebagai sinagoge bagi orang Yahudi, kemudian menjadi tempat ibadah bagi umat Kristen Ortodoks dan Katolik, dan setelah 1480 menjadi masjid bagi umat Islam.

"Ada tanda Latin di batu bata persegi yang kami temukan di dalam gereja. Ketika diterjemahkan, kami melihat ada perangko dari abad kelima," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement