Kamis 25 Aug 2022 23:09 WIB

Harga Telur Ayam di Kota Bogor Capai Harga Tertinggi Rp 32.000 per Kilogram

Harga telur ayam di Kota Bogor masih alami kenaikan hingga 14 persen.

Harga telur ayam di Kota Bogor masih alami kenaikan hingga 14 persen.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Harga telur ayam di Kota Bogor masih alami kenaikan hingga 14 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor (Pemkot), Jawa Barat mencatat kenaikan harga telur ayam ras tertinggi hampir 14 persen atau Rp4.000 menjadi Rp32.000per kilogram dari kisaran Rp28.000 per kilogram selama tiga bulan terakhir. Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga DiskopUKMdagin Kota Bogor Mohamad Soleh kepada ANTARA di Kota Bogor, Kamis (25/8/2022), mengonfirmasi bahwa pantauan harga telah dilakukan rutin setiap hari di dua pasar tradisional acuan Pemkot Bogor.

"Setiap hari kami ke lapangan memantau naik turun harga. Saat ini memang sedang terpantau tinggi," kata Soleh.

Baca Juga

Menurut data harian pantauan harga pangan DiskopUMKMdagin yang disampaikannya, sejak Juni 2022 harga telur ayam ras telah di atas Rp27.000 per kg dan belum turun lagi. Naik turun harga telur ayam ras sekitar Rp1.000 antara Rp28.000 dan Rp29.000 per kg ini sekurangnya bertahan dalam tiga bulan ini.

DiskopUMKMdagin Kota Bogor, kata Soleh, akan terus menganalisa kenaikan harga untuk dapat menjadi pertimbangan Pemkotdalam mempertimbangkan langkah kebijakan. Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebutkan tindakan afkir dini atau upaya mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak hingga program bantuan sosial (bansos) yangmemengaruhi stok di pedagang, merupakan penyebab naiknya harga telur.

Berdasarkan pantauan situs resmi Kementerian Perdagangan, tercatat per 24 Agustus 2022 harga telur ayam ras di tingkat eceran mencapai Rp31.000 per kilogram atau naik sekitar 2,9 persen dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Menurutnya, bantuan sosial (bansos) dari Kemensos yang dirapel tiga bulan sekaligus membuat telur banyak dibeli sehingga harganya pun ikut naik. Selain itu, Zulkifli menjelaskan ada afkir dini dilakukan peternak karena sebelumnya harga telur kian turun menjadi Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram.

Karena harganya yang terlalu rendah, peternak memutuskan melakukan afkir dini dengan memotong ayam petelur guna mengurangi produksi indukan agar tidak bertelur dan menjadi bibit ayam.

Ia menambahkan bahwa idealnya harga telur berada di kisaran Rp28.000 sampai Rp29.000 per kilogram. Saat ini, rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp26.000 per kilogram, harga tertinggi terjadi di Papua Rp42.000 per kilogram, sementara di DKI Jakarta mencapai Rp30.700 per kilogram.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement