Kamis 25 Aug 2022 16:15 WIB

Dugaan Spionase, Albanian Tahan Dua Warga Rusia dan Satu Warga Ukraina

Mereka diduga melakukan aksi spionase di bekas pabrik senjata militer

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Pengadilan Albania memerintahkan dua orang Rusia dan satu orang Ukraina tetap ditahan untuk dilakukan penyelidikan terkait tuduhan spionase di bekas pabrik senjata militer
Foto: AP Photo/Hektor Pustina
Pengadilan Albania memerintahkan dua orang Rusia dan satu orang Ukraina tetap ditahan untuk dilakukan penyelidikan terkait tuduhan spionase di bekas pabrik senjata militer

REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA -- Pengadilan Albania memerintahkan dua orang Rusia dan satu orang Ukraina tetap ditahan. Sementara pihak berwenang menyelidiki spionase yang dituduhkan pada mereka di bekas pabrik senjata militer.

Hakim Pajtime Fetahu setuju dengan permintaan jaksa yang ingin tiga orang itu tetap ditahan atas tuduhan "mengamankan informasi rahasia militer atas karakter lain untuk dipasokan ke kekuatan asing, yang melanggar kemerdekaan negara."

Baca Juga

Namun Fetahu yang memimpin jalannya sidang di Elbasan sekitar 40 kilometer dari Ibukota Tirana, menjatuhkan dakwaan yang lebih serius. Sebab mereka mengirimkan informasi yang mereka kumpulkan ke negara lain.

Sidang pada Rabu (24/8/2022) digelar tertutup dan tidak ada detail yang diberikan mengapa para tersangka tertarik dengan lokasi itu. Dua tersangka merupakan warga Rusia, Mikhail Zorin yang berusia 25 tahun dan Svetlana Timofoeva berusia 33.

Sementara warga negara Ukraina diidentifikasi sebagai Fedir Alpatov. Pihak berwenang tidak mengungkapkan usia Alpatov.

Para tersangka ditangkap pada Sabtu (20/8/2022) di dalam atau dekat bekas pabrik militer di Gramsh, sekitar 80 kilometer dari Tirana. Mereka kedapatan mengambil foto pabrik itu.

Pihak berwenang mengatakan Zorin yang masuk ke dalam pabrik itu menggunakan semprotan cabai ke dua petugas militer yang hendak menangkapnya. Timofoeva dan Alpatov ditangkap di luar komplek pabrik.

Polisi mengatakan mereka menyita mobil Chevrolet, dua drone, sebuah laptop, uang tunai dan bukti lainnya. Tiga tersangka membantah tuduhan spionase. Belum diketahui kapan sidang mereka akan digelar. Bila dinyatakan bersalah mereka dapat dihukum hingga 10 tahun penjara.

Pabrik militer Gramsh dibuka pada tahun 1962 untuk memproduksi AK-47 atau Kalashnikov, senapan dan senjata lainnya. Produksi pabrik itu berhenti setelah komunisme jatuh pada tahun 1990, dan mulai membongkar senjata.

Pabrik itu masih digunakan untuk memperbaiki peralatan militer lainnya. Tapi sudah tidak ada produksi lagi di sana.

Media setempat melaporkan tiga tersangka masuk Albania dari pintu perbatasan yang berbeda dan mereka menginap di dekat pabrik. Seorang pejabat Kedutaan Besar Ukraina yang hadir dalam sidang mengatakan tersangka dari negara tidak bersalah.

Ia mengatakan Alpatov hanya bekerja sebagai supir dua tersangka Rusia. Albania yang merupakan anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sejak 2009 mengecam invasi Rusia ke Ukraina dan menerapkan semua sanksi yang diberlakukan Uni Eropa dan Amerika Serikat pada Moskow.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement