Rabu 24 Aug 2022 10:04 WIB

92 Peserta Program Mahasiswa Merdeka Berkuliah di Universitas Brawijaya

Mereka akan belajar di UB selama satu semester.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Brawijaya (UB) menerima sebanyak 92 mahasiswa inbound Program Mahasiswa Merdeka (PMM) Kemendikbudristek.
Foto: Humas UB
Universitas Brawijaya (UB) menerima sebanyak 92 mahasiswa inbound Program Mahasiswa Merdeka (PMM) Kemendikbudristek.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) menerima sebanyak 92 mahasiswa inbound Program Mahasiswa Merdeka (PMM) Kemendikbudristek, Senin (22/8/2022). Sejumlah mahasiswa PMM yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di luar Jawa tersebut akan belajar di UB selama satu semester sesuai dengan mata kuliah yang diambilnya.

Rektor UB, Prof Widodo mengatakan, PMM bagi kampus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam mengelola program pertukaran mahasiswa. Sementara itu, bagi mahasiswa bisa memberikan manfaat dalam memperkuat, mengeksplorasi, dan mempelajari keragaman Nusantara.

Bahkan, bisa berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah, memperkuat dan memperluas kompetensi akademik. "Semoga mahasiswa yang berkesempatan untuk mengikuti PMM ini betah dan berkesan bagi kalian, seperti slogan PMM, 'Bertukar Sementara Bermakna Selamanya'," kata dia.

Salah satu mahasiswa PMM, yakni Diwaya Tirta Maharani dari Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, mengambil mata kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Diwaya mengaku senang bisa mengikuti program PMM di UB. Sebab itu, dia berharap program tersebut bisa berjalan lancar hingga akhir semester.

Hasyim Rahman Marasbessy dari Universitas Patimura  mengungkapkan alasan dia memilih UB dalam program PMM. Hal ini dilakukan karena ada salah satu mata kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yang menarik minatnya. Mata kuliah yang dimaksud berkenaan tentang Kemiskinan Nelayan.

"Saya merasa perlu mempelajari hal itu. Hal ini karena di Maluku sedang ada proyek di mana saya mengharapkan bisa menerapkannya ketika kembali ke Maluku," ujarnya.

PMM merupakan salah satu program unggulan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan di luar perguruan tinggi (PT) asal.

Pertukaran mahasiswa antar-klaster pulau tersebut mendapat pengakuan 20 SKS. PMM 1 yang diselenggarakan pada 2021 lalu telah diikuti sebanyak 11.464 mahasiswa dari 215 perguruan tinggi penerima atau pengirim.

Tahun ini, PPM 2 membuka kuota sebanyak 16 ribu mahasiswa yang dapat memilih satu perguruan tinggi dari 194 perguruan tinggi penerima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement