Selasa 23 Aug 2022 18:53 WIB

Perpres 87 Membuat Ekonomi di Jabar Utara dan Selatan Alami Lompatan

Nilai anggaran dari pembangunan itupun terbilang tak sedikit di atas Rp 300 triliun

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan Cargo Village Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Senin (1/12/2020). Pemprov Jawa Barat melalui PT BIJB bekerjasama dengan Bank BJB dan sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) akan membangun Kampung Kargo (Cargo Village) dan Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM) terintegrasi dengan Aerocity dan Bandara Kertajati yang merupakan penyangga logistik bagi industri-industri yang berada di kawasan Rebana Metropolitan.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan Cargo Village Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Senin (1/12/2020). Pemprov Jawa Barat melalui PT BIJB bekerjasama dengan Bank BJB dan sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) akan membangun Kampung Kargo (Cargo Village) dan Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM) terintegrasi dengan Aerocity dan Bandara Kertajati yang merupakan penyangga logistik bagi industri-industri yang berada di kawasan Rebana Metropolitan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 akan membuat lompatan ekonomi di wilayah Jabar bagian utara dan kesetaraan ekonomi wilayah Jabar selatan. 

Perpres tersebut fokus mengenai percepatan pembangunan kawasan Rebana dan kawasan Jawa Barat bagian selatan. "Perpres 87 untuk melompatkan Jabar bagian utara, khususnya kawasan Metropolitan Rebana dan kesetaraan Jabar bagian selatan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Pakuan Bandung, Selasa (23/8/2022). 

Baca Juga

Emil berharap, akselerasi dari kementerian terkait yang terlibat dalam percepatan pembangunan dua kawasan tersebut. Nilai anggaran dari pembangunan itupun terbilang tak sedikit.  "Kami menunggu realisasi dari kementerian-kementerian yang ditugaskan oleh Perpres tersebut karena nilainya  di atas Rp 300 triliun," katanya. 

Emil meyakini, pada 2024 masyarakat di wilayah Jabar bagian utara dan selatan akan mulai merasakan dampak ekonominya. Salah satunya dari serapan tenaga kerja. "Mudah-mudahan terkejar sampai tahun 2024 dan memberikan manfaat," katanya. 

Jabar sampai saat ini dinilai masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Naiknya pertumbuhan ekonomi Jabar sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara Nasional. "Kalau Jabar pertumbuhannya naik, maka pertumbuhan Indonesia juga akan teragregasi untuk naik. Jadi ini bukan hanya untuk Jabar, tapi juga untuk pertumbuhan Nasional," kata Emil. 

Berpenduduk hampir 50 juta jiwa, Jabar masih menjadi magnet utama investasi dalam negeri,  maupun asing. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, jumlah investasi yang masuk ke Jabar pada 2021 mencapai Rp 136,1 triliun atau setara 15,1 persen dari total realisasi investasi Nasional. "Jabar ranking satu terus dalam realisasi investasi, ya dikasih lah dukungan infrastruktur sesuai dengan prestasinya," kata Emil. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement