Selasa 23 Aug 2022 16:38 WIB

Warga DIY Diminta Waspada DBD karena Kasus Meningkat

Sejak Januari hingga Agustus 2022 ini, Dinkes setidaknya sudah mencatat 115 kasus DBD

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nur Aini
Petugas melakukan pengasapan (fogging) nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD), ilustrasi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di 2022 ini dibanding tahun lalu.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Petugas melakukan pengasapan (fogging) nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD), ilustrasi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di 2022 ini dibanding tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut bahwa kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di 2022 ini dibanding tahun lalu. Masyarakat pun diminta waspada dengan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) jika ada gejala DBD.

"Kalau ada gejala panas, ya segera diperiksakan ke fasyankes terdekat," kata Emma saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Sejak Januari hingga Agustus 2022 ini, pihaknya setidaknya sudah mencatat 115 kasus DBD di Kota Yogyakarta. Bahkan, jumlah tersebut lebih tinggi dari seluruh kasus yang ditemukan selama 2021 yakni 94 kasus.

Emma menekankan, agar masyarakat turut berpartisipasi dalam pencegahan dan penanganan DBD. Terlebih, Kota Yogyakarta merupakan daerah endemis DBD.

"Kita berharap peran serta masyarakat, karena tidak mungkin menggantungkan dengan pemerintah saja," ujarnya.

Emma menyebut, setidaknya setiap rumah memiliki jumantik (juru pemantau jentik) untuk pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk, terutama yang menyebabkan DBD.

"Satu rumah harapannya melakukan sendiri untuk jumantiknya sendiri, masing-masing dikerjakan sendiri, tidak melibatkan orang lain. Apalagi dengan pandemi (Covid-19), diharapkan dilakukan sendiri, masing-masing membersihkan sendiri di rumahnya," jelas Emma.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk terus melakukan 3M. Mulai dari menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas.

"Syukur ditambah dengan merombeng, menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai. Jadi jangan sampai menjadi sarang nyamuk," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu juga meminta agar masyarakat waspada dengan potensi DBD.

"Jadi walaupun demam sehari saja segera ke fasyankes, karena tidak menutup kemungkinan kita Kota Yogya juga endemis DBD. Terkait dengan demam itu, seawal mungkin cek DBD-nya, pikirkan DBD sebelum dinyatakan tidak," kata Endang.

Sosialisasi dan edukasi juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD ini. Salah satunya yakni sosialisasi melalui mobil promosi kesehatan (promkes) yang dimiliki oleh Dinkes Kota Yogyakarta.

"Meningkatkan awareness ini yang penting ke masyarakat, edukasi tiap hari dengan mobil promkes, kita keliling ke wilayah-wilayah untuk memberikan edukasi," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement