Selasa 23 Aug 2022 16:28 WIB

Rokok Penyebab 25 Hektare Lahan Kering di Labuan Bajo Terbakar

Warga untuk tidak beraktivitas yang menimbulkan kebakaran seperti merokok.

Ilustrasi. Lahan kering di Bukit Sylvia yang menjadi spot foto dari ketinggian Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur terbakar dengan luas lahan mencapai 25 hektare.
Foto: pixabay
Ilustrasi. Lahan kering di Bukit Sylvia yang menjadi spot foto dari ketinggian Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur terbakar dengan luas lahan mencapai 25 hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO – Lahan kering di Bukit Sylvia yang menjadi spot foto dari ketinggian Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur terbakar dengan luas lahan mencapai 25 hektare. Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Manggarai Barat menduga kebakaran dari api puntung rokok di lokasi kebakaran.

"Sampai jam empat pagi kurang lebih 25 hektare," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Manggarai Barat Stef Salut di Labuan Bajo, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Kejadian ini bermula dari kebakaran di Bukit Sylvia pada pukul 18.38 Wita, Senin (22/8). Selanjutnya, titik api menyebar hingga Selasa dini hari di bukit depan Hotel Ayana.

Upaya pemadaman telah dilakukan Satpol PP bersama TNI, Polri, pegawai Hotel Ayana, dan para petugas PLN ULP Labuan Bajo. Proses pemadaman cukup sulit dilakukan karena akses ke lokasi ditutupi oleh semak belukar.

"Selain itu, kontur tanah berbatu yang mudah lepas menyulitkan petugas untuk naik. Selang air pun sempat robek ketika ditarik naik ke atas bukit," katanya.

Dengan kejadian tersebut, Stef mengingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan kebakaran seperti merokok di atas bukit. "Jika tidak, api akan cepat menjalar karena alang-alang yang telah kering sangat mudah terbaka," katanya.

Dalam Peringatan Kebakaran Hutan dan Lahan pada 22 Agustus yang dikeluarkan BMKG, sebagian besar wilayah NTT termasuk Manggarai Barat berada pada tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah atau berwarna merah. Warna merah menunjukkan bahwa alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar.

Karena itu, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Sti Nenotek meminta masyarakat untuk waspada dengan potensi kebakaran hutan dan lahan saat ini. Kondisi ini terjadi karena wilayah NTT tengah berada di musim kemarau dengan potensi angin kencang dan lahan-lahan mulai kering.

"Waspada angin kencang akan menyebabkan kebakaran meluas," ucap Sti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement