Selasa 23 Aug 2022 10:30 WIB

Tangani Stunting, Pemprov Jateng Libatkan Milenial

Penanganan stunting di Jateng harus dilakukan menyeluruh.

Petugas kesehatan mengukur berat badan balita saat kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) di Posyandu Mekar Sari, Karangasem Selatan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pemerintah daerah setempat terus berupaya menekan angka stunting dengan melakukan pengawasan balita yang ada di Kabupaten Batang dengan mengadakan kegiatan posyandu secara rutin dan pemberian asupan vitamin kepada ibu dan balita.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Petugas kesehatan mengukur berat badan balita saat kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu) di Posyandu Mekar Sari, Karangasem Selatan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pemerintah daerah setempat terus berupaya menekan angka stunting dengan melakukan pengawasan balita yang ada di Kabupaten Batang dengan mengadakan kegiatan posyandu secara rutin dan pemberian asupan vitamin kepada ibu dan balita.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melibatkan kalangan milenial, khususnya yang tergabung dalam Forum Generasi Berencana Nasional dalam upaya pencegahan sekaligus mengurangi angka tengkes atau stunting.

"Keterlibatan mereka bisa menjadi sangat penting karena banyak hal teknis, terus pesan-pesan yang sifatnya kebijakan bisa dititipkan kepada mereka," kata Ganjar di Semarang.

Menurut Ganjar, keterlibatan kalangan milenial sebagai agen-agen pencegahan tengkes sejak awal penting dilakukan karena yang bersangkutan lebih tahu bagaimana merencanakan masa depan dan dapat membedakan mana hal positif dan mana yang negatif.

"Terbayangkan kalau jejaring mereka sendiri sangat produktif untuk mengampanyekan itu maka stunting bisa dicegah, pernikahan dini bisa dicegah, napza bisa dicegah dan seterusnya," ujarnya.

 

Ganjar menyebut penanganan stunting di Jateng harus dilakukan menyeluruh, bukan hanya pemerintah, tapi akademisi dan masyarakat bisa turut campur.

"Kita juga edukasi ke masyarakat. Kenapa itu tadi multisektor karena ada banyak yang bisa kita libatkan, kemudian ada intervensi gizi, kesejahteraan, dan akses ke kesehatan," kata dia.

Pemprov Jateng menargetkan penurunan angka stunting dari 20 persen menjadi 14 persen pada 2023. Salah satunya melalui pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jateng yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/kelurahan.

"Angka stunting di Jateng saat ini mencapai 20,9 persen atau sekitar 540 ribu anak yang mengalami kondisi kerdil," kata Kepala Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Jateng Widwiono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement