Selasa 23 Aug 2022 00:32 WIB

BKSDA: 23.000 Orangutan Hidup di Hutan Kalimantan Tengah

Kalteng merupakan provinsi dengan populasi orangutan paling besar di Indonesia.

Individu Orangutan bergelantungan di dahan pohon di sekitar wisata susur sungai di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (29/3/2021). Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Nur Patria Kurniawan mengatakan 23.000 orangutan hidup di hutan di provinsi setempat.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Individu Orangutan bergelantungan di dahan pohon di sekitar wisata susur sungai di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (29/3/2021). Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Nur Patria Kurniawan mengatakan 23.000 orangutan hidup di hutan di provinsi setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) Nur Patria Kurniawan mengatakan 23.000 orangutan hidup di hutan di provinsi setempat. Kalteng merupakan provinsi dengan populasi orangutan paling besar di Indonesia.

"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah merilis, 23.000 lebih orangutan hidup di hutan Kalteng," kata dia di Palangka Raya, Senin (22/8/2022).

Baca Juga

Dia menambahkan kondisi orangutan di Kalteng juga merupakan yang paling banyak dan paling besar jumlahnya untuk kategori di Indonesia. Bahkan bisa diklaim paling banyak di dunia untuk di kategori ekosistem kawasan gambut.

Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga kelestarian hutan dan lingkungan agar satwa yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan terpelihara dan terjaga keberadaannya.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng juga terus menggencarkan kampanye dan penyadartahuan kepada masyarakat. Salah satu upaya itu, katanya, seperti yang dilakukan BKSDA Kalteng dalam rangkaian acara Hari Orangutan Sedunia yang digelar dua hari di Palangka Raya.

Pada rangkaian acara bertajuk "Orangutan hidupnya di hutan" itu, dilaksanakan kampanye dan edukasi melalui beberapa kegiatan seperti tayang bincang, kuis dan juga lomba mewarnai dengan tema "Orangutan dan lingkungan".

Selain itu, katanya, menampilkan teatrikal, drama, teater, dan musik. "Kampanye ini kita ingin melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat umum tak terkecuali dengan sasaran anak-anak selaku generasi penerus bangsa," katanya.

Menurut Nur, masih banyak masyarakat yang kurang peduli dan belum mengerti bahwa orangutan itu merupakan satwa liar yang dilindungi. Selain itu, hewan mamalia atau menyusui itu juga mempunyai penyakit menular dan juga ektoparasit atau parasit yang hidup menempel pada tubuh inang bagian luar atau kulit.

"Orangutan merupakan satwa pembawa penyakit atau hepatitis dan TBC yang dapat menular kepada manusia. Selain itu juga merupakan satwa yang dilindungi sehingga dilarang dipelihara apalagi diperdagangkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement