Senin 22 Aug 2022 13:28 WIB

Pilihan Investasi Reksa Dana Syariah di Tengah Lonjakan Inflasi

Produk investasi yang tepat jadi senjata ampuh bagi investor meredam dampak inflasi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Investasi reksa dana. INSIGHT menawarkan Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) yang dapat menjadi solusi dan sarana diversifikasi investasi di tengah lonjakan inflasi.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Investasi reksa dana. INSIGHT menawarkan Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) yang dapat menjadi solusi dan sarana diversifikasi investasi di tengah lonjakan inflasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka inflasi Indonesia melonjak hingga 4,94 persen secara tahunan pada Juli 2022, tertinggi sejak Oktober 2015, yang didorong oleh beragam faktor. Dari luar negeri, konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai telah berdampak pada melesatnya harga komoditas dunia, terutama pupuk, energi, dan pangan.

Dari dalam negeri, penyebab peningkatan permintaan domestik berasal dari momentum hari besar keagamaan nasional Idul Adha, dan libur sekolah. Sedangkan untuk gangguan pasokan domestik tercatat dari curah hujan tinggi yang menghambat berbagai wilayah sentra produksi makanan dan kebijakan peningkatan harga-harga energi domestik, seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.

Baca Juga

Direktur Utama PT Insight Investments Management (INSIGHT), Ekiawan H Primaryanto, menyatakan, lonjakan inflasi dengan penyebab makin beragam itu harus membuat investor lebih bijak dalam memilih produk investasinya. Sebab, inflasi yang melonjak signifikan bisa mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi dan volatilitas pasar di masa mendatang.

"Memiliki produk investasi yang tepat akan jadi senjata ampuh bagi investor untuk meminimalisir dampak inflasi," ujar Ekiawan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Senin (22/8/2022).

INSIGHT menawarkan Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) yang dapat menjadi solusi dan sarana diversifikasi investasi di tengah lonjakan inflasi. Produk ini diklaim mampu bertahan pada kondisi pasar yang sedang mengalami volatilitas tinggi.

Menurut Ekiawan, secara historis, imbal hasil (return) yang dicatatkan I-Hajj Syariah Fund cenderung stabil dan tetap tumbuh di tengah tingginya volatilitas pasar. Produk tersebut menggunakan strategi overweight di sukuk korporasi, yang pergerakan harganya tidak volatile dengan imbal hasil kupon yang menarik. 

Selain itu, dengan penerapan kebijakan investasi pada aset sukuk dan pasar uang syariah berperingkat utang minimum A- yang konsisten dimonitor berkala dan ketat, menjadikan I-Hajj Syariah Fund dapat tetap tumbuh dengan risiko yang relatif terukur dalam jangka panjang.

"Return satu tahun I-Hajj Syariah Fund per tanggal 29 Juli 2022 tercatat tumbuh 7,18 persen, masih lebih unggul dibandingkan angka inflasi 4,94 persen year-on-year dalam periode yang sama," ungkap Ekiawan.

Ekiawan juga menjelaskan, dalam 10 tahun terakhir imbal hasil I-Hajj Syariah Fund mampu mencapai pertumbuhan 90,94 persen. Produk ini mempu secara konsisten melampaui berbagai benchmark terutama pada kondisi volatilitas pasar tinggi, seperti saat The Fed Taper Tantrum, devaluasi mata uang yuan, perang dagang Amerika Serikat dan China, serta Pandemi Covid-19. 

Sebagai catatan tambahan, I-Hajj Syariah Fund juga berkontribusi sosial melalui program bertema peduli religi yaitu memberangkatkan mereka yang kurang mampu untuk beribadah ke Tanah Suci. Sejak pertama kali diluncurkan sampai dengan tahun 2022, I-Hajj Syariah Fund telah memberangkatan 584 orang kurang/tidak mampu untuk beribadah Haji/Umrah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement