Ahad 21 Aug 2022 12:56 WIB

Rencana Harga Pertalite Naik, Puan: APBN Prioritaskan Kepentingan Rakyat

Sinyal mengenai rencana kenaikan harga BBM Pertalite semakin jelas.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, pihaknya belum menerima usulan dari pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Pihaknya saat ini menunggu keputusan pemerintah terkait rencana tersebut.

"Kenaikan BBM yang memutuskan naik eksekutif, bukan legislatif, jadi kita tunggu. Tapi, pidato tanggal 16 lalu disampaikan, pemerintah siap menggunakan APBN secara efektif, efisien, dan memprioritaskan kepentingan masyarakat," singkat Puan di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (21/8/2022).

Sinyal mengenai rencana kenaikan harga BBM Pertalite semakin jelas. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga Pertalite pekan depan.

Menurut Luhut dalam acara Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang dipantau secara daring, Jumat (19/8/2022), Presiden Jokowi telah mengindikasikan pemerintah tidak bisa terus mempertahankan harga solar dan Pertalite di harga saat ini.

Baca juga : Eks Stafsus Jokowi Dukung Prabowo-Puan demi Hilangkan Politik Identitas di Pilpres 2024

Luhut mengakui, Indonesia sudah cukup baik menjaga laju inflasi di level yang terkendali saat ini. Inflasi Indonesia pada Juli 2022 tercatat sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Inflasi Indonesia masih lebih rendah dari sejumlah negara lain seperti Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen, Uni Eropa sebesar 8,9 persen, bahkan Turki sudah mencapai 79,6 persen.

Namun, capaian inflasi ini melebihi dari batas atas sasaran tiga persen plus minus satu persen. Luhut pun telah meminta timnya untuk membuat modeling kenaikan inflasi. Menurut dia, meski saat ini masih tergolong terkendali, laju inflasi akan sangat bergantung pada kenaikan solar dan Pertalite yang masih disubsidi pemerintah.

"Karena bagaimanapun, tidak bisa kita pertahankan demikian. Jadi tadi, mengurangi pressure (tekanan) ke kita karena harga crude oil (minyak mentah) naik, itu kita harus siap-siap," pintanya.

Baca juga : Cegah Pertalite Naik, Pengamat Sarankan Proyek Strategis Nasional Ditunda

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement