Ahad 21 Aug 2022 01:40 WIB

Satgas IDI: Jika Bergejala Monkeypox, Segera ke Dokter

Masyarakat tetap perlu mempertahankan protokol kesehatan secara ketat.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengkonfirmasi adanya satu kasus positif cacar monyet (monkeypox) pertama di Indonesia.
Foto: Tangkapan Layar Youtube Kemenkes
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengkonfirmasi adanya satu kasus positif cacar monyet (monkeypox) pertama di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengonfirmasi temuan pertama kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022). Menanggapi ditemukannya satu kasus terkonfirmasi positif monkeypox di Indonesia, Ketua Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK mengingatkan, masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika memiliki gejala yang mengarah pada penyakit endemik benua Afrika ini.

"Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat," kata dr Hanny dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (20/8/2022).

Baca Juga

Hanny mengatakan, meskipun sudah ada kelonggaran kegiatan di berbagai tempat, masyarakat tetap perlu mempertahankan protokol kesehatan secara ketat, serta lebih aktif menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ketua Umum PB IDI, dr M Adib Khumaidi, SpOT menambahkan, PB IDI terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan setempat, serta IDI Wilayah dan IDI Cabang mengenai kewaspadaan penyakit ini.

"Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada dan segera melaporkan pada Dinas Kesehatan setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip Cacar Monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti," kata dr Adib.

"PB IDI meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik, sesuai arahan Kementerian Kesehatan RI," sambung Adib.

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan, pasien pertama monkeypox tersebut berusia 27 tahun dan memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Setibanya di Indonesia, pasien mengalami demam, ia juga menunjukkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati).

Tak hanya itu, pasien juga mengalami ruam cacar di telapak kaki dan tangan, serta sebagian di area genital. "Tapi, keadaan pasien baik-baik saja. Kalau dalam istilah Covid-19, yang bersangkutan gejala ringan, tidak sakit berat," ujar Syahril dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).

"Tidak perlu harus dirawat, tidak masuk di ruang isolasi tapi cukup dilakukan isolasi mandiri," lanjut Syahril.

Adapun, sebagai upaya surveillens, penelusuran kontak erat pada pasien pertama monkeypox atau cacar monyet di Indonesia langsung dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta. "Dinkes melakukan survailens kepada kontak erat pasien, untuk dilakukan pemeriksaan, apakah kasus cacar monyet yang menular, memerlukan kontak tracing bagi yanf pernah kontak erat dengan pasien tersebut," terang Syahril.

 

Dian Fath Risalah

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement