Rabu 17 Aug 2022 23:52 WIB

India akan Lindungi dan Beri Fasilitas kepada Pengungsi Rohingya, tanpa Melihat Asal Agama

India menampung tak kurang dari 40 ribu pengungsi Rohingya

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Rohingya Ilustrasi). India menampung tak kurang dari 40 ribu pengungsi Rohingya
Foto: Reuters/VOA
Warga Rohingya Ilustrasi). India menampung tak kurang dari 40 ribu pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – India telah memutuskan untuk menampung para pengungsi Rohingya yang tinggal di ibu kota negara New Delhi dan memberi mereka perlindungan, fasilitas, dan perlindungan polisi. 

Menteri India untuk Perumahan dan Urusan Perkotaan Hardeep Singh Puri menyampaikan, semua pengungsi Rohingya akan dipindahkan ke flat Bagian Ekonomi yang Lebih Lemah (EWS) yang terletak di daerah Bakkarwala di Delhi. 

Baca Juga

"India selalu menyambut mereka yang mencari perlindungan di negara itu," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (17/8). Dia mengatakan, Rohingya akan diberikan fasilitas dasar, kartu identitas UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), dan perlindungan polisi sepanjang waktu. 

Pengumuman menteri senior tersebut menunjukkan adanya perubahan sikap pemerintah India terhadap pengungsi Rohingya. Di masa lalu, ada beberapa pengumuman oleh para pemimpin partai yang berkuasa bahwa Rohingya akan dideportasi. 

Namun, para pengungsi Rohingya menyambut keputusan dengan beberapa ketakutan. Perwakilan Rohingya di Delhi menyebutnya sebagai perkembangan positif, meskipun mengungkapkan beberapa ketakutan juga. 

Ali Johar, perwakilan Rohingya dan kepala Pendidikan di Rohingya Human Rights Initiative, sebuah organisasi non-pemerintah yang bekerja untuk hak-hak komunitas Rohingya yang teraniaya, menyebut keputusan pemerintah untuk menyediakan tempat berlindung adalah perkembangan positif. 

"Karena hak pengungsi Rohingya untuk mendapatkan akses pendidikan dan kebebasan bergerak sehingga mereka mendapatkan penghasilan untuk kelangsungan hidup, kami berharap langkah ini dilakukan pada jalur yang positif. Namun, jika ada pembatasan pergerakan pengungsi, di daerah di mana mereka dipindahkan, itu akan menjadi semacam penahanan, itu akan menjadi mimpi buruk terbesar," katanya. 

Dia juga menambahkan, ada sekitar 1.100 orang Rohingya yang tinggal di New Delhi. Mereka tinggal di kamp, dan tempat-tempat sewaan. Sabber Kyaw Min, perwakilan Rohingya lainnya di New Delhi, mengatakan mereka belum mengadakan diskusi dengan pemerintah mengenai masalah ini. 

"Kami tidak tahu banyak tentang keputusan itu. Kami berdoa agar tidak berubah menjadi pusat penahanan. Kondisi Rohingya sangat buruk. Mereka hidup dalam kondisi yang menyedihkan. Pemerintah perlu bekerja untuk meningkatkan kehidupan Rohingya," katanya. 

Puluhan ribu Rohingya terbunuh dan ribuan perempuan serta anak perempuan diperkosa ketika pasukan Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap komunitas minoritas Muslim di Negara Bagian Rakhine pada Agustus 2017. 

Lebih dari 1,2 juta Rohingya, yang digambarkan PBB sebagai orang yang paling teraniaya di dunia, terpaksa melarikan diri dari Myanmar. 

Ada sekitar 40 ribu Rohingya di India dengan 20 ribu terdaftar di badan pengungsi PBB. Di masa lalu, sejumlah Rohingya telah ditahan oleh otoritas India di beberapa bagian negara itu. Aktivis Rohingya di India telah menuntut New Delhi menegakkan komitmen terhadap hak asasi manusia dan kredensial demokrasi.     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement