Kamis 11 Aug 2022 18:33 WIB

Pfizer Uji Klinis Tahap Akhir Vaksin Lyme

Lyme merupakan penyakit yang ditularkan melalui kutu.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Pfizer memulai uji klinis tahap akhir untuk menguji vaksin perlindungan terhadap penyakit Lyme.
Foto: VOA
Pfizer memulai uji klinis tahap akhir untuk menguji vaksin perlindungan terhadap penyakit Lyme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pfizer memulai uji klinis tahap akhir untuk menguji vaksin perlindungan terhadap penyakit Lyme. Saat ini, belum ada vaksin yang disetujui di Amerika Serikat untuk penyakit yang ditularkan melalui kutu itu. Menurut CDC, Lyme menginfeksi sekitar 476 ribu orang di AS setiap tahun.

Jika uji coba Pfizer berhasil, vaksin itu bisa menjadi inokulasi manusia pertama yang tersedia untuk penyakit Lyme di AS dalam dua dekade. Sebelumnya, vaksin yang digunakan di AS bernama LYMERix untuk Lyme, tetapi itu dihentikan pada 2002.

Baca Juga

“Dengan meningkatnya penyakit Lyme secara global, memberikan pilihan baru bagi orang-orang untuk membantu melindungi diri mereka,” ungkap Kepala Penelitian dan Pengembangan Vaksin Pfizer, Annaliesa Anderson.

Pfizer mengatakan, pihaknya bertujuan untuk mendaftarkan sekitar 6.000 orang dewasa dan anak-anak sehat berusia lima tahun ke atas dalam uji coba fase tiga, yang akan mengevaluasi apakah vaksin itu sudah aman dan efektif. Vaksin berbasis protein yang disebut VLA15 ini, adalah rejimen tiga dosis, diberikan selama periode lima hingga sembilan bulan, diikuti dengan dosis booster 12 bulan kemudian.

Vaksin ini menargetkan Borrelia Burgdorferi, bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme. Perusahaan juga sedang mengembangkan vaksin dengan perusahaan biotek Prancis Valneva.

Rheumatologist di Pennsylvania yang merupakan peneliti utama untuk percobaan, Dr Alan Kivitz, mengatakan bahwa pendaftaran dapat diselesaikan pada akhir tahun. Dilansir dari NBCNews, Kamis (11/8/2022), Pfizer mengatakan dalam rilis beritanya bahwa mereka berpotensi mengajukan aplikasi vaksin ke Food and Drug Administration (FDA) untuk disetujui pada 2025.

Uji coba dilakukan saat prevalensi penyakit Lyme tampaknya tumbuh di seluruh negeri. Menurut analisis klaim asuransi swasta yang dirilis bulan ini oleh FAIR Health, diagnosis penyakit Lyme naik 357 persen di daerah pedesaan dan 65 persen di daerah perkotaan dari 2007 hingga 2021.

Temuan ini berasal dari analisis lebih dari 36 miliar klaim perawatan kesehatan yang ditagihkan secara pribadi. Bakteri penyebab Lyme dibawa oleh kutu berkaki hitam, gigitan dari kutu yang terinfeksi itu dapat menularkan infeksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement