Selasa 09 Aug 2022 22:56 WIB

Sektor Pertanian Dinilai Jadi Kunci Hadapi Ketidakpastian Global

Sektor pertanian menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi menilai sektor pertanian dalam menghadapi ketidakpastian global yang mengancam pasokan pangan dan energi dunia.
Foto: istimewa
Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi menilai sektor pertanian dalam menghadapi ketidakpastian global yang mengancam pasokan pangan dan energi dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sektor pertanian menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 yang mencapai 5,44 persen. Fakta ini menunjukkan pentingnya sektor pertanian dalam menghadapi ketidakpastian global yang mengancam pasokan pangan dan energi dunia. 

“Kemampuan sektor pertanian sebagai tiga besar penopang pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II tahun ini harus menjadi catatan penting karena menjadi bukti jika sektor ini memang keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Maka sektor pertanian harus terus diperkuat apalagi saat ini dunia di ambang krisis pangan dan energi yang pasti berimbas ke Indonesia,” ujar Wakil Ketua Komisi XI Fathan Subchi dalam keterangannya, Selasa (9/8/2022). 

Baca Juga

Fathan mengatakan, sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 mencapai 12,98 persen atau tumbuh 1,37 persen dibandingkan periode sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan ini memberikan dampak sedikit banyak pada peningkatan ekonomi di sejumlah daerah. 

“Secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II patut mendapatkan apresiasi luar biasa, karena pertumbuhan ini terjadi di kala banyak negara lain menujukkan tren penurunan performa ekonomi mereka. Bahkan ada negara yang sudah diambang kebangkrutan, tapi kita justru menunjukkan tren kenaikan,” katanya. 

Politikus PKB ini pun meminta pemerintah terus memperkuat sektor pertanian dengan meningkatkan skala ekonomi. Selain itu harus terus dimasifkan penerapan teknologi pertanian di sentra-sentra pertanian di berbagai wilayah di Tanah Air. 

“Dengan demikian biaya produksi dapat menjadi lebih murah sehingga menimbulkan harga yang kompetitif dari produksi komoditas pertanian nasional,” ujarnya. 

Penguatan sektor pertanian, lanjut Fathan, kian menemukan urgensinya karena ancaman krisis pangan dan energi akibat perang Ukrania-Rusia yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat. Situasi global kian tak menentu setelah ketegangan di Asia Timur meningkat menyusul latihan militer besar-besaran oleh China di Selat Taiwan.

“Kondisi ini harus diantisipasi dengan penyiapan ketersediaan pangan sehingga saat situasi global benar-benar tak terkendali, minimal kita mempunyai kecukupan pasokan pangan. Apalagi Presiden Jokowi telah memberikan peringatan dini jika situasi global tahun depan kian gelap,” katanya.

Secara khusus, legislator asal Demak ini memberikan apresiasi terhadap peningkatan produksi pertanian di wilayah Jawa Tengah. Sumbangsih sektor pertanian ini secara umum mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada kuartal II 2022 di angka 5,66 persen. Angka ini meningkat dibandingkan pada kuartal I yang mencapai 5,12 persen. 

“Kami berharap penguatan sektor pertanian di wilayah Jawa Tengah terus dilakukan karena sektor ini menjadi mata pencaharian utama masyarakat kita,” ujar Fathan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement