Senin 08 Aug 2022 14:07 WIB

Masjid Baru di Preston Izinkan Non-Muslim Gunakan Bangunannya

Bangunan Masjid Preston digunakan non-Muslim.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Masjid Baru di Preston Izinkan non-Muslim Gunakan Bangunannya. Foto:  Masjid Preston
Foto: onislam.net
Masjid Baru di Preston Izinkan non-Muslim Gunakan Bangunannya. Foto: Masjid Preston

REPUBLIKA.CO.ID,PRESTON -- Sebuah masjid baru yang diusulkan berada di pinggiran Preston, Lancashire. Nantinya, kelompok-kelompok non-Muslim diizinkan menggunakan bangunan itu sebagai ruang komunitas.

Tempat ibadah ini rencananya juga akan bersifat “progresif” dan terbuka bagi perempuan untuk berdoa di dalamnya. Meski demikian, diperkirakan tidak banyak yang akan memanfaatkan kesempatan itu.

Baca Juga

Rincian tentang bagaimana masjid ini akan beroperasi disampaikan pada hari keempat pemeriksaan, Jumat (5/8/2022). Tujuannya untuk membantu menentukan apakah fasilitas tersebut pada akhirnya diizinkan dibangun di samping bundaran Broughton.

Direktur firma arsitektur dan perencanaan yang berbasis di Preston, Cassidy + Ashton, Alban Cassidy, merupakan pihak yang meminta izin untuk skema tersebut. Ia mencoba menjawab permasalahan yang menyebut keberadaan masjid hanya akan bermanfaat bagi komunitas Muslim.

“Untuk sebagian besar waktu, masjid dapat diakses oleh orang lain untuk digunakan. Seperti yang diharapkan, penggunaan bangunan ini tetap dengan rasa hormat, serta untuk kegiatan seperti kesehatan, kelompok pramuka, maupun pertemuan lain," ujar dia dikutip di Lancs Live, Senin (8/8/2022).

Ia menyebut satu-satunya batasan penggunaan masjid adalah selama sesi shalat Jum’at pada hari Jumat, antara jam 12 hingga 15 waktu setempat. Selain waktu tersebut, bangunan ibadah merupakan fasilitas umum yang tersedia untuk masyarakat dan akan disiapkan sistem pemesanan (booking).

Menanggapi hal tersebut, advokat yang mewakili Dewan Paroki Broughton Peter Black menyebut tetap merasa keberatan dengan kehadiran masjid di lokasi yang diusulkan. Ia mengatakan tidak ada bukti bahwa organisasi lokal di luar komunitas Muslim menuntut atau memerlukan fasilitas tersebut.

“Masalah yang saya coba sampaikan adalah, apakah ada kelompok yang tidak terkait dengan Islam atau Muslim yang benar-benar mengatakan dengan pasti mereka akan [menggunakan bangunan itu] atau bahwa mereka bahkan meminta kehadirannya,” ucapnya.

Cassidy lantas mengatakan dirinya juga belum mendengar secara pasti akan hal tersebut. Tetapi, ia merujuk pada kebutuhan ruang komunitas yang diidentifikasi dalam rencana lokal Dewan Paroki Broughton sendiri, serta pengajuan yang dibuat pada awal penyelidikan oleh pemimpin kelompok pramuka lokal, Fatima Ismail, tentang manfaat masjid.

Lebih lanjut, ia lantas menyampaikan poin atas pemeriksaan kecukupan pengaturan parkir mobil, yang diusulkan untuk skema tersebut. Masjid akan memiliki kapasitas untuk 248 sajadah dan jamaah, sementara akan ada 150 tempat parkir mobil.

Setidaknya 77 tempat parkir akan disediakan untuk penggunaan mobil bersama, yang menurut penyelidikan akan memungkinkan 217 jamaah tiba dengan mobil. Perhitungan ini didasarkan pada anggapan setidaknya dua orang bepergian di masing-masing kendaraan. Itu berarti, hanya 12,5 persen jamaah yang harus melakukan perjalanan dengan berjalan kaki atau dengan transportasi umum. 

Sumber:

https://www.lancs.live/news/lancashire-news/prestons-brick-veil-mosque-plans-24693790

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement