Ahad 07 Aug 2022 02:11 WIB

Tokoh Agama dan Budaya Petanesia Sampaikan Pesan Damai

Pemilu 2024 rawan dengan konflik.

Tokoh agama dan budaya di Rakernas II Petanesia menyampaikan pesan damai agar tidak ada konflik di Pemilu 2024.
Foto: istimewa/doc humas
Tokoh agama dan budaya di Rakernas II Petanesia menyampaikan pesan damai agar tidak ada konflik di Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO — Puluhan tokoh agama dan budaya menyampaikan pesan damai dalam Rapat Kerja Nasional II 2022 Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, Sabtu (6/8/2022).

Pesan damai ini disampaikan karena adanya potensi konflik yang memecah belah bangsa, yang mungkin terjadi jelang Pemilu  2024. "Kepentingan partai politik yang bersifat  sesaat jangan sampai mengalahkan kepentingan bangsa yang lebih luas," kata pendiri sekaligus Ketua Dewan Fatwa Petanesia Habib Lutfhi Bin Yahya, dalam siaran pers, Sabtu (6/8/2022).

Baca Juga

Petanesia diharapkannya bisa menjadi garda terdepan dan benteng merawat keberagaman budaya, kultur dan ragam agama di Indonesia. Habib Lutfhi mengingatkan, Indonesia telah berumur  77 tahun. Bagi manusia usia 77 tahun sudah tua, tapi bagi sebuah bangsa, usia tersebut masih sangat muda dan masih sangat rentan mengalami perpecahan.

"Bangsa Indonesia tidak boleh terpecah dalam momentum apapun, bangsa Indonesia harus tetap cinta tanah air,” ungkap anggota Wantimpres ini.

Penasihat Petanesia KH Asep Saifudin Chalim mengingatkan akan adanya kelompok-kelompok tertentu, baik itu kelompok ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. "Para tokoh politik dan pejabat harus menjunjung nilai toleransi dan tidak berpihak kepada kelompok manapun demi kepentingan bangsa,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto ini.

Sekjen Petanesia Deni R Sagara, menjelaskan Petanesia memiliki tugas merawat keberagaman, budaya nusantara, dan mencintai Indonesia. Menurutnya ini merupakan tugas yang mulia.

"Karena itu, Petanesia harus tampil terdepan melayani semua elemen bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI,” kata Sagara.

Diingatkannya, Proklamator Sukarno berpesan "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri". Pesan tersebut mengandung makna bahwa Indonesia memiliki potensi perpecahan yang disebabkan oleh bangsanya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement