Sabtu 06 Aug 2022 23:48 WIB

Kemenperin Pantau Produksi Gula di RMI Blitar

Kemenperin menilai RMI Blitar memiliki potensi pengembangan produksi 2,5 kali

Foto udara antrean truk pengangkut tebu di Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) Blitar, Jawa Timur, Rabu (25/5/2022). PT RMI menargetkan produksi gula di musim giling 2022 mencapai 67ribu ton gula, dari sekitar 1,1juta ton tebu petani dengan target rendemen mencapai 8,14 sampai 8,20 persen sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi dalam negeri yang menurut Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mencapai 3 juta ton pada 2022.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Foto udara antrean truk pengangkut tebu di Pabrik Gula PT Rejoso Manis Indo (RMI) Blitar, Jawa Timur, Rabu (25/5/2022). PT RMI menargetkan produksi gula di musim giling 2022 mencapai 67ribu ton gula, dari sekitar 1,1juta ton tebu petani dengan target rendemen mencapai 8,14 sampai 8,20 persen sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi dalam negeri yang menurut Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mencapai 3 juta ton pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memantau produksi gula di PT Rejoso Manis Indo (RMI) , pabrik gula yang berada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dengan harapan produksi bisa membantu memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengemukakan pihaknya sengaja datang ke PT RMI memantau sekaligus diskusi terkait dengan tantangan yang harus dipecahkan bersama-sama untuk bisa meningkatkan produksi di pabrik gula ini, salah satunya soal prasarana jalan.

"PT RMI memiliki potensi untuk dikembangkan produksinya hingga 2,5 kali. Lahan potensial yang ada 22.000 hektare dan sekarang baru bisa dikerjakan 8.000 hektare, mudah-mudahan bisa segera 12.000 hektare," katanya di Blitar, Jumat (6/8/2022).

Putu juga menambahkan prasarana jalan tersebut dengan peningkatan kelas jalan. Hal itu diharapkan mampu mendorong produksi gula PT RMI, membantu kebutuhan gula dalam negeri.

"Sekarang kelas jalan seperti ini per hari ada 1.200 truk, sehingga kalau ditingkatkan mungkin truk bisa mengangkut dua kali. Dan, kapasitasnya sekarang 10.000 ton per hari bisa ditingkatkan," kata Putu.

Wakil Direktur Utama PT Rejoso Manis Indo Syukur Iwantoro mengungkapkan bahwa sarana infrastruktur yang ada saat ini belum bisa mendukung sehingga saat pabrik berupaya agar angka giling mencapai 10 ribu ton mengalami hambatan.

Dirinya menjelaskan sarana jalan memang harus dilakukan perbaikan, sebab memang jalan untuk pengembangan industri harus ditingkatkan. Ia mengatakan komitmen awal dari pemkab saat pabrik dibangun kelas jalan akan ditingkatkan dan diperbaiki, namun hingga kini belum terealisasi. 

Padahal, progres tersebut ditunggu perusahaan serta para petani.Potensi lahan yang ada di wilayah Blitar dan sekitarnya juga masih banyak. Pada tahun pertama dan kedua, produksi bisa mencapai 6.500 ton dan tahun 2022 ini sudah mencapai 9-10 ribu ton.

"Terkait jumlah produksi permasalahannya bukan mesin, tapi lebih karena terkendala sarana prasarana infrastruktur. Sehingga terjadi hambatan di jalan, karena memang jalannya untuk pengembangan industri perlu ditingkatkan menjadi kelas satu," kata Syukur.

Pihaknya berharap peningkatan kelas jalan segera direalisasikan. Peningkatan kelas jalan tersebut dinilai bisa meningkatkan produksi gula di PT RMI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement