Sabtu 06 Aug 2022 15:28 WIB

Presiden Filipina Perkuat Hubungan dengan AS Saat Taiwan Tengah Memanas

Filipina adalah titik tumpu persaingan geopolitik antara AS dan China

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. memperkuat hubungan dengan AS saat Taiwan tengah memanas. Ilustrasi.
Foto: AP/Aaron Favila/AP Pool
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. memperkuat hubungan dengan AS saat Taiwan tengah memanas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menyatakan situasi geopolitik yang bergejolak dan dampak dari kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan menggarisbawahi pentingnya hubungan AS-Filipina. Pernyataan ini diungkapkan saat dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di istana kepresidenan di Manila pada Sabtu (6/8/2022).

Macros mengatakan kunjungan Blinken tepat waktu. Meski begitu, dia yakin perjalanan Pelosi tidak meningkatkan intensitas situasi yang sudah bergejolak. "Kami telah berada di level itu untuk waktu yang cukup lama, tetapi kami sudah terbiasa dengan gagasan itu,” katanya kepada Blinken menjelang pertemuan tertutup.

Baca Juga

Blinken adalah pejabat tertinggi AS yang melakukan perjalanan ke Filipina sejak pelantikan Marcos. Dia meyakinkan Marcos bahwa AS akan menghormati komitmennya terhadap pakta pertahanan bersama kedua negara yang telah berusia puluhan tahun. "Aliansi itu kuat dan saya yakin bisa tumbuh lebih kuat lagi," kata Blinken kepada Marcos.

"Kami berkomitmen pada perjanjian pertahanan bersama, kami berkomitmen untuk bekerja dengan Filipina dalam tantangan bersama," ujarnya.

Filipina adalah titik tumpu persaingan geopolitik antara AS dan China. Marcos menghadapi tantangan rumit dalam menyeimbangkan hubungan negaranya antara dua kekuatan ekonomi utama.

Hubungan AS-Filipina terguncang oleh tawaran China di masa pendahulu Marcos, Rodrigo Duterte. Masa-masa itu terjadi ledakan kritik terhadap AS dan ancamannya untuk menurunkan hubungan pertahanan kedua negara.

Kunjungan Blinken ke Filipina terjadi di tengah meningkatnya ketegangan, retorika sengit, dan demonstrasi kekuatan militer China di sekitar Taiwan. Sikap agresif ini muncul akibat kunjungan Pelosi ke pulau yang dianggap China sebagai wilayah kedaulatannya.

Selain bertemu Marcos secara langsung, Blinken kemudian menggelar pertemuan virtual dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo yang sedang menjalani pemulihan dari Covid-19. Manalo mengatakan Washington adalah sekutu penting, mitra, dan teman Manila.

Manalo juga menekankan kepada Blinken perlunya ketenangan untuk menang ketika ketegangan meningkat di Taiwan yang berjarak 260 km dari daratan Filipina. "Filipina tentu saja terus mencari kekuatan besar untuk membantu menenangkan perairan dan menjaga perdamaian. Kami tidak mampu menanggung eskalasi lebih lanjut dari ketegangan di kawasan itu," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement