Ahad 07 Aug 2022 05:55 WIB

Kisah Penjelajah Muslimah yang Terlupakan Dimuat dalam Buku

Hingga saat ini, catatan perjalanan bersejarah didominasi oleh laki-laki.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Penulis perjalanan Muslim Maimoona Sultan (kedua dari kiri) bersama suaminya Nawab Hamidullah Khan, tiga anak perempuan mereka, dan seorang asisten di London, Inggris pada 1932. Kisah Penjelajah Muslimah yang Terlupakan Dimuat dalam Buku
Foto: Wikipedia Commons
Penulis perjalanan Muslim Maimoona Sultan (kedua dari kiri) bersama suaminya Nawab Hamidullah Khan, tiga anak perempuan mereka, dan seorang asisten di London, Inggris pada 1932. Kisah Penjelajah Muslimah yang Terlupakan Dimuat dalam Buku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah buku yang memuat kisah-kisah para penjelajah Muslimah, seorang wanita mengungkapkan tekadnya untuk melakukan perjalanan. Sebuah langkah yang diambil untuk membuat kisah mereka bisa diingat. 

"Saya akan menulis buku dan menulis puisi selama saya hidup," tulis Nur Begum, yang memulai haji tiga bulan ke Makkah bersama ibu dan suaminya pada 1931.

Baca Juga

"Tidak peduli berapa banyak mereka bergosip dan mencela saya, saya tidak akan pernah menyesalinya. Saya tidak memiliki keturunan di dunia ini, tetapi saya memiliki panggilan ilahi ini. Orang-orang dikenang oleh anak-anak mereka, tetapi warisan saya adalah ini," tambahnya.

Dilansir dari The National News, Selasa (2/8/2022), kutipan di atas hanyalah satu dari sekian banyak kisah wanita yang dimuat dalam buku Three Centuries of Travel Writing by Muslim Women atau Tiga Abad Penulisan Perjalanan oleh Wanita Muslim, yang dirilis pada Selasa (2/8/2022). Ini adalah kumpulan tulisan wanita Muslim yang kurang dikenal, yang melakukan perjalanan jauh dari tanah air mereka untuk ziarah, pendidikan, politik atau kesenangan.

Hingga saat ini, catatan perjalanan bersejarah didominasi oleh laki-laki, seperti pengelana Maroko abad ke-14 yang legendaris, Ibn Battuta, yang tulisan-tulisannya membuatnya terkenal di seluruh dunia. Demikian pula, beberapa wanita yang namanya telah diabadikan cenderung adalah mereka yang memiliki darah Eropa seperti Margery Kempe, Lady Mary Wortley Montagu dan Mary Kingsley.

Disusun oleh editor Siobhan Lambert-Hurley, Daniel Majchrowicz dan Sunil Sharma, Three Centuries of Travel Writing by Muslim Women menampilkan tulisan-tulisan dari 45 wanita Muslim. Ini diperoleh melalui pilihan tulisan yang ekstensif dalam 10 bahasa, termasuk Arab, Turki, Urdu, Punjabi, Indonesia , Inggris dan lain-lain.

Para editor awalnya menerima dana dari Leverhulme Trust untuk sebuah proyek tentang pelancong wanita Muslim dari Asia dan Timur Tengah, yang membuka jalan bagi penelitian ekstensif untuk menemukan tulisan-tulisan dalam koleksi tersebut.

Lambert-Hurley mengatakan ide untuk buku itu muncul dari proyek sebelumnya yang dia selesaikan dengan Sharma di buku harian perjalanan Atiya Fyzee tahun 1906. “Kami menyadari bahwa ada lebih banyak catatan perjalanan perempuan dan membayangkan proyek penerjemahan yang besar,” katanya.

Sebelum bergabung dengan tim, Majchrowicz telah mengumpulkan beberapa tulisan perjalanan wanita Muslim, sebagai bagian dari penelitiannya tentang sejarah penulisan perjalanan di Asia Selatan. Dengan tulisan-tulisan yang mencakup abad ke-17 hingga ke-20, tim tersebut menghabiskan tujuh tahun untuk memproduksi antologi tersebut, menggabungkan karya anggota keluarga kerajaan, wanita dari keluarga berpengaruh, dan bahkan beberapa dari latar belakang sederhana.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement