Kamis 04 Aug 2022 17:21 WIB

Orang Kaya Menurut Nabi Muhammad

Nabi Muhammad menjelaskan soal orang kaya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Orang Kaya Menurut Nabi Muhammad. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad
Foto: Republika
Orang Kaya Menurut Nabi Muhammad. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagian besar manusia mungkin menganggap bahwa orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang banyak, punya mobil mewah dan rumah mewah dan semacamnya. Namun sebetulnya apa definisi kaya menurut Nabi Muhammad SAW?

Hal itu terungkap dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Kekayaan itu bukan soal keberlimpahan harta benda dunia, melainkan kekayaan yang sejati adalah kekayaan jiwa."

Baca Juga

Kekayaan hanyalah milik Allah SWT, dan manusia sesungguhnya ada dalam kefakiran sehingga membutuhkan karunia-Nya. Allah SWT berfirman:

"Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari jalan yang benar) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu (ini)." (QS Muhammad ayat 38)

Dari hadits tersebut, Rasulullah SAW menyampaikan kepada umatnya, orang kaya tidak menjadi kaya dengan keberlimpahan harta benda atau uang yang dimilikinya. Karena sejatinya orang menjadi kaya karena memiliki kekayaan jiwa.

Kekayaan jiwa menentramkan hati dan mendamaikan pikiran. Orang yang memiliki kekayaan jiwa tidak mempersoalkan ketika kehilangan kesempatan atau keuntungan. Dia tidak jatuh terjerembab hanya karenanya.

Orang yang kaya jiwa menerima apa yang datang kepadanya, lalu menggunakannya untuk dirinya dan keluarganya. Dia tidak bergantung pada manusia dan tidak merasa cemas dengan apa yang dimilikinya. Sebab, seandainya kekayaan jiwa merupakan kekayaan harta, maka setinggi itu pulalah derajatnya.

Adapun orang yang kaya harta adalah mereka yang memiliki banyak uang. Harta tersebar ke mana-mana. Jiwanya ada dalam harta benda yang dimilikinya, seperti emas, mobil, rumah mewah dan sebagainya. Dia sangat tertarik pada harta dan menginginkan segala sesuatu yang ada di tangan manusia. Ia takut menjadi miskin jika memberi sedekah kepada orang miskin.

Alquran juga telah menjelaskan bahwa kekayaan yang dimiliki seseorang bukan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada mereka. Allah SWT berfirman, "Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya." (QS Al-Mu'minun ayat 55-56)

Jalan menuju kekayaan jiwa adalah dengan menerima dengan rasa syukur atas apa yang telah Allah SWT tetapkan dan berikan. Dia yakin apa yang dimilikinya saat ini adalah baik. Sedangkan orang yang kaya harta tapi kikir justru memiskinkan dirinya dan membuatya hina.

Sumber

https://islamonline.net/%D8%A7%D9%84%D8%BA%D9%86%D9%89-%D8%BA%D9%86%D9%89-%D8%A7%D9%84%D9%86%D9%81%D8%B3/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement