Kamis 04 Aug 2022 17:47 WIB

Somalia Tunjuk Mantan Pemimpin Kelompok Al-Shabaab Sebagai Menteri Agama

Pemerintah baru menghadapi sejumlah tantangan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
 Pemerintah baru menghadapi sejumlah tantangan. Foto ilustrasi:   Halimo Hersi, 42, berjalan pulang setelah membeli tepung terigu dari seorang pedagang di pasar Hamar-Weyne di ibu kota Mogadishu, Somalia Kamis, 26 Mei 2022.
Foto: AP/Farah Abdi Warsameh
Pemerintah baru menghadapi sejumlah tantangan. Foto ilustrasi: Halimo Hersi, 42, berjalan pulang setelah membeli tepung terigu dari seorang pedagang di pasar Hamar-Weyne di ibu kota Mogadishu, Somalia Kamis, 26 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,MOGADISHU–Pemerintah Somalia menunjuk mantan wakil pemimpin dan juru bicara kelompok militan Islam Al-Shabaab, Muktar Robow sebagai menteri agama. Keputusan ini dijelaskan langsung Perdana Menteri Hamza Abdi Barre, Selasa (2/8/2022).

Pengumuman itu menandai perubahan nasib secara drastis bagi Muktar Robow, yang telah menghabiskan empat tahun terakhir di bawah tahanan rumah. Hal ini disebabkan karena berselisih dengan mantan presiden Mohamed Abdullahi Mohamed, yang lebih dikenal sebagai Farmajo.

Baca Juga

Robow secara terbuka membelot dari militan terkait Al-Qaeda pada Agustus 2017, dengan pemerintah Amerika Serikat pada satu titik menawarkan hadiah Rp 74 miliar untuk penangkapannya.

 “Setelah konsultasi yang memakan waktu lebih dari 30 hari, saya sangat senang mempersembahkan pria dan wanita Somalia yang telah saya pilih berdasarkan latar belakang akademis, pengalaman dan keadilan mereka,” kata Barre dilansir dari The New Arab, Selasa (2/8/2022).

"Saya berharap mereka akan menanggapi kebutuhan negara," tambahnya. 

Robow ditangkap pada akhir 2018, beberapa hari sebelum dia dijadwalkan mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah. Pemerintah Farmajo menuduhnya "mengorganisir milisi" di Baidoa, ibu kota wilayah Teluk barat daya, dan berusaha "merusak stabilitas."

 Penangkapannya memicu protes sporadis dengan demonstran membakar gambar Farmajo, yang mereka tuduh mencampuri urusan daerah. Pengangkatannya terjadi beberapa minggu setelah Presiden terpilih Hassan Sheikh Mohamud mengisyaratkan kesediaan pemerintahnya untuk bernegosiasi dengan Al-Shabaab, dengan mengatakan itu hanya akan terjadi ketika waktunya tepat.

 Al-Shabaab telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap pemerintah pusat Somalia yang rapuh selama 15 tahun dan tetap menjadi kekuatan yang kuat meskipun ada operasi Uni Afrika terhadap kelompok tersebut.

 Pejuangnya digulingkan dari ibu kota Somalia, Mogadishu pada 2011, tetapi terus melancarkan serangan terhadap sasaran militer, pemerintah, dan sipil.

 Barre awalnya diperkirakan akan menunjuk kabinet dalam waktu 30 hari sejak pengangkatannya pada 25 Juni, tetapi ia  mengatakan penundaan itu karena proses pemilihan negara yang berlarut-larut yang memuncak pada Mei dengan pemilihan Mohamud sebagai presiden.

 Penunjukan hari Selasa termasuk seorang wakil perdana menteri, 25 menteri, 24 menteri negara bagian dan wakil menteri dalam tim beranggotakan 75 orang. Parlemen kemudian nantinya akan melakukan pemungutan suara atas para calon.

 Pemerintah baru menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kelaparan yang membayangi dan pemberontakan kelompok Islam. Kekeringan yang melumpuhkan di wilayah Tanduk Afrika telah menyebabkan sekitar 7,1 juta orang Somalia atau hampir setengah dari populasi berjuang melawan kelaparan, dengan lebih dari 200.000 di ambang kelaparan, menurut daya PBB. Alkhaledi kurnialam 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement