Rabu 03 Aug 2022 23:21 WIB

UMKM Belum Bergerak Produksi, Ada Kekhawatiran Sekolah di Surabaya Kesulitan Sepatu

UMKM masih dalam tahap menyeleksi tenaga kerja pengganti.

Sekolah Tatap Muka (ilustrasi)
Foto: Republika/Mgrol100
Sekolah Tatap Muka (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketika sekolah tidak lagi diadakan secara daring, kebutuhan seragam serta perlengkapan sekolah lainnya tentu menjadi hal yang wajib dan harus segera ada seperti tas dan sepatu.

Namun, saat ini pemesanan sepatu yang terkendala bagi sekolah-sekolah ini disebabkan belum adanya UMKM yang berada di bawah binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya, Jawa Timur yang telah memproduksi sepatu. Pada 1 Agustus 2022, Kepala Dinkopdag Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada yang memproduksi sepatu lagi.

Baca Juga

Fauzie mengungkapkan, dari total 21 UMKM yang terdaftar dalam aplikasi SIPLah belum ada sama sekali yang melakukan produksi sepatu. Diketahui, yang menjadi masalah adalah UMKM juga mengalami kesulitan dalam merekrut tenaga kerja untuk melakukan produksi ini.

Sementara banyak pekerja dalam bidang produksi sepatu memilih untuk resign. Oleh karena itu, pihak UMKM masih dalam tahap menyeleksi tenaga kerja pengganti sehingga dapat kembali memproduksi sepatu.

’’Kami akan gandeng disnaker guna menyiapkan tenaga kerja untuk memproduksi sepatu siswa,’’ ujar Fauzie, Rabu (3/8/2022).

photo
Ilustrasi perawatan sepatu. - (Dol. Web)

Pihak sekolah pun juga akhirnya ikut terdampak dan mengalami kebingungan untuk memenuhi kebutuhan sepatu anak sekolah, sementara stoknya masih kosong.

Padahal, seharusnya pemesanan sepatu oleh pihak sekolah harus segera dilakukan melalui aplikasi SIPLah. Namun, saat ini pihak sekolah masih melakukan pendataan mengenai profil siswa dan melakukan pengukuran sepatu.

’’Kalau stoknya kosong, bagaimana kami pesan,’’ kata Ketua MKKS SMP Negeri Effendi Rantau.

Effendi mengharapkan pemesanan perlengkapan sekolah baik sepatu, seragam, ikat pinggang, topi, kaus kaki, hingga tas dapat dipercepat dan dilakukan dengan segera. Pemesanan perlengkapan sekolah ini dilakukan khusus oleh sekolah yang diperuntukkan bagi siswa dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

’’Kami mau pesan secepatnya. Kami berharap ada stok sesuai kebutuhan sekolah,’’ lanjut Effendi. Disamping itu, siswa pada jalur reguler atau non-MBR telah melakukan pembelian perlengkapan sekolah secara mandiri di luar sekolah.

’’Ini kan kebutuhan personal. Jadi, pembelian keperluan siswa reguler dilakukan sendiri,’’ kata Effendi menambahkan.

Sementara di lain sisi, kekosongan stok sepatu untuk anak sekolah ini juga menjadi kekhawatiran oleh wakil rakyat yakni Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah.

"Sepatu tidak kalah penting dengan seragam. Stok kosong ini menimbulkan masalah baru,’’ tegasnya. Selain itu, Khusnul juga menyarankan Dinkopdag dapat melakukan identifikasi terkait mana saja UMKM yang terlibat dalam produksi sepatu.

Sehingga nantinya mereka dapat mendaftar aplikasi SIPLah sebagai penyedia sepatu untuk anak sekolah.

Mengingat stok sepatu yang masih kosong, perlu untuk memberikan perawatan dan pembersihan yang tepat agar tidak merusak sepatu yang sebelumnya telah dimiliki.

Salah satu perawatan sepatu adalah dengan menggunakan Flap Shoes Care yang dapat digunakan untuk semua jenis bahan dan warna sepatu tanpa merusak warna, bahan, serta tidak menyebabkan kekuningan karena mengandung komposisi non detergen di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement