Rabu 03 Aug 2022 21:32 WIB

Hutama Karya Optimistis Capai Target Kontrak Baru 2022

Hutama Karya pada tahun ini membidik total kontrak baru mencapai Rp 35,4 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Hutama Karya
Foto: Hutama Karya
Hutama Karya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) optimistis mencapai target kontrak baru pada tahun ini. Hutama Karya pada tahun ini membidik total kontrak baru mencapai Rp 35,4 triliun. 

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan hingga semester I 2022, Hutama Karya berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 5,83 triliun. “Kontrak baru dari swasta mendominasi perolehan kontrak baru,” kata Tjahjo kepada Republika.co.id, Rabu (3/8/2022). 

Baca Juga

Dia menjelaskan kontribusi kontrak baru dari swasta 50,32 persen. Selanjutnya disusul oleh pemerintah sebesar 26,63 persen dan BUMN sebesar 23,05 persen.

Tjahjo menambahkan, segmen yang memberikan kontribusi terbesar pada perolehan kontrak baru perseroan adalah sektor EPC sebesar 48 persen. Begitu juga dari sektor jalan dan jembatan sebesar 37.0 persendari total nilai kontrak baru yang dicapai hingga semester I 2022.

Dia memastikan realisasi perolehan kontrak baru Hutama Karya masih sesuai dengan target hjngga akhir 2022. “Kami masih optimistis dalam mengejar target kontrak baru pada 2022 yang telah ditetapkan,” ucap Tjahjo. 

Untuk itu, Tjahjo menegaskan Hutama Karya masih terus mengejar perolehan kontrak baru pada tahun ini. Untuk mencapai hal tersebut, dia menuturkan Hutama Karya akan fokus pada proyek-proyek jalan dan jembatan.

Selama periode semester I 2022, Tjahjo mengatakan Hutama Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mencatat pertumbuhan volume lalu lintas (VLL) yang cukup signifikan diseluruh ruas tol yang dikelola. “Hutama Karya mencatat pertumbuhan hingga 21,32 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” ucap Tjahjo.

Dia menegaskan, pertumbuhan tersebut disebabkan karena bertambahnya ruas-ruas baru seperti Tol Binjai - Langsa Seksi 1 (Binjai - Stabat) dan Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 2 (Seulimeum - Jantho). Selain itu juga pelonggaran peraturan mengenai Pemberlakukan Pembatasan kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga berdampak pada kenaikan trafik.

“Ruas JORR-S menjadi ruas dengan VLL tertinggi  yang dikelola oleh Hutama Karya. Hutama Karya memproyeksikan VLL akan pulih sehingga pendapatan penerimaan dari jalan tol dapat meningkat,” jelas Tjahjo. 

Hutama Karya juga terus melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) termasuk proyek Tol Ruas Padang – Pekanbaru sepanjang 254,8 kilometer. Ruas tol tersebut dibangun secara bertahap dengan tujuan untuk memperlancar konektivitas antar dua Provinsi yakni Riau dan Sumatra Barat. 

Pembangunan jalan tol tersebut ditugaskan kepada Hutama Karya selalu pengembang proyek. dengan berkolaborasi bersama PT HK Infrastruktur (HKI) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor utama untuk seksi prioritas yang masuk dalam tahap I pembangunan. HKI bertanggung jawab untuk konstruksi di Seksi Pekanbaru – Bangkinang (40 kiloemter) dan Seksi Sicincin – Padang (36 kiloemter). Sedangkan Wika bertanggung jawab di Seksi Bangkinang – Pangkalan (25 kilometer). 

Nilai investasi pada proyek Tol Pekanbaru-Padang mencapai Rp 80,41 triliun dengan pembiayaan yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN), ekuitas lainnya, dan pinjaman. Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan bahwa hingga saat ini proses konstruksi di Jalan Tol Pekanbaru-Padang yang terbagi atas 6 seksi berjalan cukup baik terutama untuk 3 seksi prioritas.

Di samping proses konstruksi, pembebasan lahan juga berjalan cukup baik utamanya pada ruas tol Pekanbaru-Bangkinang. Meski demikian, Koentjoro mengatakan Hutama Karya tidak memungkiri bahwa perusahaan kerap dihadapkan oleh kendala di lapangan dimana pembebasan lahan di wilayah Sumatra Barat masih menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan hingga saat ini.

Koentjoro menyebut di ruas tol Padang-Sicincin, dengan kendala lahan yang sempat dihadapi, perusahaan hanya dapat mengebut konstruksi tol sesuai dengan lahan yang telah dibebaskan. “Namun seiring berjalannya waktu dan dukungan dari berbagai stakeholder setempat, kami dapat kembali on track dalam menyelesaikan target pembangunan,” jelas Koentjoro. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement